Home » » contoh cerpen vengeful spirits

contoh cerpen vengeful spirits

Written By Unknown on Senin, 30 Maret 2015 | 00.51




S

atu tahun sudah, Wulan belajar di sekolah itu. Dua bulan belakangan ia sering merasakan hal yang mengganjal dari ruang kelasnya. Beberapa kali ia melihat keanehan dari ruangan kelas itu. Awalnya dia menganggap hal ini begitu spele.
Kejadian selama ini yang di sembunyikan Wulan, namun hal itu mulai terungkap semenjak Aurel berfoto selfi dan ia melihat sosok bayangan dari tampilan henponenya itu.
“Tidakkkkkk!” teriak aurel.
“Kenapa kau teriak begitu. Bikin kukaget saja.” tanya wulan sedikit marah.
“Ada penampakan......” katanya sambil berlari kearah wulan.
“Manaaa coba kulihat.” tanya wulan
Aurel memperlihatkan fotonya itu ke Wulan. Wulan merasakan sedikit kaget melihat sosok bayangan yang ada dalam foto itu. Dia meyakini kalau keanehan selama ini itu benar adanya.
Sosok bayangan yang tampak oleh Wulan, tiba-tiba bayangan itu hilang begitu saja. Dengan kesempatan ini ia berdalih.
“Ah kau ini, terkadang kau ini sungguh berlebihan. Manaaa ngak ada yang aneh kok dari foto kau ini.” jawab wulan.
“Tadi itu ada, coba kau perhatikan sekali lagi Lan dan itu benar adanya kok. Lagi pula aku ini ngak buta Lan...” katanya terus meyakinkan wulan.
 “Ha ha haaa hari gini masih aja tahayul, Aurel....Aurel.” kata wulan sambil tertawakan aurel.
Aurel terus meyakini orang yang ada dalam ruangan kelas itu. Dia sungguh yakin kalau yang dia lihat itu benar adanya. Namun teman-temannya terus tertawakan dirinya. Dia sungguh kesal apa yang terjadi padanya.
09.00
Treeeeengg
Jam istirahat berbunyi. Wulan duduk di kantin buk Mey sambil mencicipi roti. Dari kejahuan dia melihat Aurel.
“Hei Aurel, mari kesini sebentar.” panggil wulan sambil melambaikan tangan.
“Iyaaa tunggu sebentar Lan.” jawab aurel.
“Iya ada apa?” katanya sambil mendekati wulan
Berbicara dengan pelan-pelan, Wulan membenarkan atas apa yang di perlihatkan Aurel sebelumnya dan dia ingin persoalan ini hanya dia dan Aurel saja yang mengetahuinya
“Apa!!” kaget aurel.
Wulan menceritakan hal kejadian dua bulan lalu. Mendengar cerita Wulan, Aurel begitu menghayati atas apa yang diceritakan Wulan padanya.
Aurel mulai teringat atas apa yang terjadi pada Enjel pada kala itu. Kejadian luar biasa, dimana tubuh Enjel diseret ke atas gedung sekolah.
Suasana kelas yang tenang berubah begitu saja. Sekejap, dalam ruangan kelas itu di masuki gumpalan asap hitam dan menarik kaki Enjel dan menyeretnya ke atas bangunan sekolah.
“Ada apa ini semua? Lepaskan aku..” teriak enjel sambil membrentak.
“Ha ha haaa sekarang kau mati di tanganku.” ucap gumpalan asap hitam itu.
Tubuh enjel di angkat oleh gumpalan asap itu sambil seperti mencekik lehernya. Muka enjel yang putih mulus berubah menjadi memerah dan darah merah menghitam pun berangsur-angsur keluar dari hidung dan mulutnya.
“Khaakk,khaaak.” bunyi cekikan enjel.
Gumpalan asap hitam itu berubah menjadi sinder bolong dan terus mencoba menganiayanya, namun ia tidak ingin Enjel mati begitu cepat. Dia ingin Enjel itu mati secara perlahan-lahan dan merasakan kesakitan yang pedih.
“Bagaimana rasanya anak gadisss? Rasakanlah akibat atas apa yang dilakukan ayahmu padaku pada tahun lalu. Ayahmu yang menodaiku kemudian kudianiayanya dan pada akhirnya kudibuang begitu saja di tebing sekolah ini. Dan sekarang kau tanggunglah resikonnya sebagai anak dari Gujarat. Ha ha haaa.” ucap sinder bolong itu.
“Hei kau, lepaskan dia! Apa salahnya? Dia kan tidak melakukan apa-apa sama kau.” kata wulan dengan nada tinggi.
“Memangg! dia tidak melakukan apa-apa. Tapi kuharus membalaskan dendamku ini sampai terbayarkan.”
“Jadi kau induk ulahnya selama ini Luna. Kau seharusnya tidak bisa lagi muncul ke permukaan bumi ini. Sekarang sebaiknya kau lepaskan anak muridku. Dia itu tidak tahu apa-apa sama sekali. Dulunya kau juga yang memaksa Gujarat agar bersama kau bukan?” ucap pak guru herman.
Sinder bolong itu melepaskan genggaman tangannya dari leher Enjel. Dia merasakan sedikit kesal atas apa yang diucapkan guru Herman padanya.
“Rupanya kau masih ingat Herman. Setelah ini kau juga akan merasakan hal yang serupa Herman. Ha ha haaa.”
Aurel tak mampu lagi berdiri, beberapa kali dia terlungkup untuk mejahui sinder bolong itu. dia mencoba untuk menjauh dari sinder bolong itu. Dengan menggunakan kedua tangannya, dia terus merangkak. Sementara hidung dan mulutnya terus mengeluarkan darah.
“Hei kau, anak Gujarat! mau kemana kau ha? Dan sekarang kau rasakan ini.”
Akkkkkkk. teriak ejel
Sinder bolong itu mencongkel kedua boal matanya. Tubuh enjel mengalami kejang-kejang merasan kesakitan. Kedua bola mata Enjel tercabut sudah. Namun dia masih dalam keadaan hidup. Dia terus mencoba menjahui sinder bolong itu.
Bukannya menjahui sinder bolong, malahan dia terjatuh dari atas gedung sekolah itu. Tubuhnya terpental kebawah dengan keadaan terlungkup. Darah merah yang kental berserakan dari pecahan kepalanya.
“Enjel.......” teriak wulan saat enjel terjatuh dari atas gedung sekolah.
Jiwanya tak tartelong lagi. Dia mati seketika. Namun sebelum jasatnya dikuburkan, pihak keluarganya membawanya ke ruamah sakit umum untuk di otopsi.
***
“Semenjak kejadian itulah, aku terus merasakan yang aneh dari ruang kelas. Tapi...selama ini aku hanya terdiam saja dan takut membicaran hal ini. Dan ini baru pertama kalinya aku membicarakannya sama kamu.” kata wulan dengan sedih.
“Tapi kenapa tadi kau bilang tidak ada.” tanya aurel yang heran.
“Karena kutidak ingin orang lain mengetahuinya soal ini.”
15.00
Jam sekolah berakhir, semua siswa pun pulang meninggalkan sekolah. Dalam perjalan pulang sekolah, Wulan dan Aurel pulang bersama dengan menggunakan mobil sport Budi. Mereka berencana untuk pergi malam minggu untuk malam ini secara bersamaan di diskotik.
20.25
Budi datang untuk menjemput Wulan kemudian dia juga akan menjemput Aurel. Dia malam ini akan berencana untuk berpesta dengan Wulan dan memperkenalkan Aurel dengan seorang cowok.
Keinginan mereka untuk kali ini tidak terwujudkan. Laju mobil dengan kecepatan tinggi di hadang dari depan oleh sosok arwah Enjel yang penasaran. Budi hilang kendali dan ia membanting stir ke badan jalan dan pada akhirnya menabrak pembatas jalan di kilometer sembilan.
Wulan yang duduk di samping budi, dia mengalami luka-luka dan sedikit pusing. Mobil yang mengalami terbalik membuat dirinya terpental keluar, sementara sebagian tubuhnya berada di dalam mobil.
Wulan merasakan kepalanya sedikit pusing dan dia terus mengusapnya. Sekilas dia sempat mencium seperti baun bensin. Dia menoleh ke kanan. Pandangan mata yang sedikit kabur, dilihatnya tetesan bensin berserakan di aspal jalan. Dia berpikir kalu mobil itu akan meledak sebentar lagi.
“Budi...budi.... sadarlah.” ucapnya sambil memegang bahu budi.
Budi terus terdiam. Sementara kepalanya mengalami pendarahan dan kedua kakinya di apit oleh badan mobil.
Wulan terus berusaha untuk menyelatkan teman-temanya itu. Tapi, usahanya itu hanya Aurel yang bisa di selamatkannya dengan keadaan lemas. Budi yang di apit sangat erat oleh badan mobil, itu membuatnya tidak bisa di selamatkan. Dengan rasa sedih dia merelakan sosok Budi yang tinggal sendirian di dalam mobil. Tak lama dia menjauh dari mobil sedan sport yang di kendarai Budi, itu meledak dengan keras membuat pengendara lain berhenti untuk menyelamatkan mereka.
Wulan yang menyaksikan Budi terbakar sendirian dalam mobil, itu membuat dirinya dalm penyesalan.
***
24.00. Dua hari kemudian.
Selama dua hari dalam rumah sakit semenjak kejadian itu, wulan terus di hantui oleh sosok bayangan Ejel. Dengan tetesan keringat dingin, dia mengalami ketakutan melihat sosok Enjel yang berangsur mendekatinya. Enjel tanpa sebab mencoba untuk membunuh Wulan.
“Tidakkkk.” teriaknya terbangun dari mimpinya.
Nafas Wulan begitu bergemuru. Iya mengerutu ketakutan. Tampak di wajahnya begitu kusut mengingat mimpi hal sama terus menghantuinya sepanjang malam.
Dirumah sakit yang sama. Aurel merasakan mimpi hal yang sama. Di saat dia terbangun dari mimpinya. Sosok Enjel menghampiri dirinya dengan melangkah tertatih-tatih.
“Sekarang kau juga merasakan hal yang sama Aurel.”
Kiuuuk... bunyi pintu terbuka.
“Aurel, kamu kenapa?” tanya ibunya.
Sosok arwah Enjel menghilang setelah ibu Aurel masuk ke dalam ruang rawat.
Satu minggu kemudian
 Rey yang merupakan ayah Wulan mencoba untuk datang ke orang pintar. Disaat menemukan orang pintar, dia menemukan seorang Mbah Mburik. Ayahnya mengalami terkejut mendengar pengakuan Mbah Mburik.
“Ini cukup sunggah susuah di selesaikan. Arwah ini sebetulnya bukan dirinya sebenarnya. Dia itu meminjam tubuh dari teman anakmu yang sudah meninggal untuk membalaskan dendamnya.”
“Terus saya bagaimana Mbah?” tanya Rey.
“Kau tenang saja, kuakan berusaha membatu sebisaku. Untuk sementara waktu, kau tebarkan saja dulu garam ini agar arwah tersebut tidak memasuki rumahmu.”
Rey dengan senang hati memberikan tips atas ucapan terima kasihnya. Dia berusaha untuk melakukan apa yang barusan di ucapkan Mbah itu. Tapi kenyataanya, arwah itu tetap masuk tanpa ada hambatan. Arwah itu begitu kuat di lawan dan itu sulit dimusnakan.
Secara berulang kali, Rey terus meminta pertolongan dari Mbah Mbruno dan itu terus mengalami kekgagalan. Kegagalan Mbah Mbruno yang terus terjadi membuat dia putus asa. Namun keputusan asanya itu membuahkan keberhasilan. Disaat arwah tersebut memasuki kamar anaknya Aurel, dia mencoba membaca Al-Qur’an dengan lantang. Arwah itu merasakan kesakitan dan berteriak kesakitan. Rasa panas mulai di rasakan oleh Arwah itu dan pada akhirnya berubah menjadi abu.
Gujarat beserta Guru Herman yang masih hidup, pihak polisi mencoba meminta keterangan dan pertanggung jawaban atas tindakan yang dilakukan pada tahun lalu. Mereka pun mengakui kesalahan yang di lakukannya dan menunjukan tempat di buanganya jasat Luna. Posisi jasat Luna tidak lagi begitu utuh.
Tulang benulang Luna berhasil ditemukan dan itu sudah tidak begitu utuh lagi dan bahkan sebagian tulang-benulangnya menghilang dan di bawa ajing liar. Disaat persepsi persepsi penguburan jasat Luna, suara petir begitu keras terlantur di atas langit yang cerah menandakan kalau dendaman arwah Luna sudah terbayarkan.(*)




Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. YSF_SMANSAKA.NET - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger