SEBOTOL MIRAS dan EKSTASI
Hari
Pertama
Tengah taman kota
penuh warna, hembusan sayap-sayap putih mengepakan sayapnya dari ubun-ubun
metropolis. Deretan pohon-pohon pun turut menenangkan suasana hati remaja.
Kedamaian suasana alam, sekumpulan remaja menodainya berpesta miras, ekstasi,
dan hembusan asap rokok yang keluar dari mulut-mulut yang masih polos itu.
Ane :
“Guys.. yang lain pada kemana sih? (katanya sambil menghisap rokok). Apa barangkali mereka sudah lupa janji kita dulu hari?” (kembali menghisap rokoknya).
Rega :
“Biarin saja mereka itu, ntar juga datang dengan sendirinya.” (mematik api ke batang rokoknya)
Yolan :
“Gue setuju apa yang loe ucapkan barusan. Palingan.... mereka
itu sedang berpacaran. Terus ngapain
lagi kalau tidak seperti itu. Ya ngak
gays..?” (katanya sambil menghembuskan asap rokoknya).
A & R :
“Benar juga tu lan.” (jawab mereka dengan
serentak).
Yolan :
(kembali menghisap rokoknya).
Ane :
(mengambil sebotol miras) “Mendingan
kita duluan saja pestanya yuk.. Kebetulan ni, orang belum pada rame.”
R & Y :
Ayoook.... (jawab mereka bersamaan)
Ane :
(meminum miras)
Rega :
“Bagi gue dong. Gue kan juga mau tau..”
Ane :
(memberikan sebotol miras yang barusan ia
minum ke rega).
Rega :
(meminum dua kali dekukan). “Ni.. (mengulurkan sebotol miras ke yolan). Loe mau ngak?”
Yolan :
“Mau dong..” (ia langsung meminumnya).
Ane :
(menutup botol miras). “Lama amat tu
anak ya...”
Rega :
(melihat samping kanannya). “Ia..
pada kemana sih..?”
Perjalanan
taman menuju tempat tongkrongan, Laila mengajak Intan ke tempat tongkrongan itu.
Namun dalam perjalan itu, Intan membentak dan ia pengen untuk berbalik arah dan
pulang kerumahnya. Namun rayuan Laila yang terus mendesaknya, ia terpaksa untuk
menuruti Laila.
Intan :
“Kita mau kemana?” (wajahnya tampak
cemas).
Laila :
“Uda deh... loe ngak usah bawel, ikut
aja ama gue. Hanya sebentar kok.. Yang penting selama
seharian ini loe bisa senang-senang. Kalau
masalah loe, lupain aja dulu. (melihat kontak BBM masuk)
Intan :
“Tapi... gue takut. Tempatnya sepi...” (wajah
cemasnya makin tampak)
Laila :
“Uda lah.. kan ada gue dan yang lainya.
Intan :
“Tapi... orang tua gue dan bayu udah menelepone...”
Laila :
“Kenapa sih loe selalu mikirin mereka
(melepaskan pegangan dari Intan).
Mereka tu dipikirin belakangan aja. Okey..”
Intan :
“Tapi gue takut..”
Laila :
“Nah... tu mereka sudah menunggu (menunjuk).“
Laila :
“Heiiii.” (melambaikan tangan)
A & R :
“Pada kemana sih? kok lama banget...”
Laila :
“Sudah lama menunggu ya..? Sori ya...”
L & I :
(berjalan menuju tongkrongan)
Laila :
“Soriii ya. ni anak lama betul ngajak ke sini.”
Ane :
“Kenapa emangnya?”
Laila :
“Dia takut ketahuan kesini.”
Yolan :
“Udah.. loe ngak usah takut. Disini loe aman kok. Dijamin kali ini loe pasti senang-senang sama kita. Ntar loe juga ketagian.
Rega :
“Sekarang kita mulai pestanya yuk...”
Laila :
(menawarkan sebatang rokok) “Kamu mau
rokok ngak?”
Intan :
“Ngak..”
Laila :
“Cobain aja dulu, asik kok.” (sambil
menawarkan rokok dan miras)
Intan :
“Ngak mau...” (gelisah)
A, R, Y : “Cobain aja dulu, ngak apa-apa kok.”
Laila :
“Ayo.... Ngak usah mikirin mereka.”
Intan :
(mengambil sebatang rokok yang di tawarkan
laila)
Yolan :
“Gitu dong.. Kan lebih asik.” (tampak
gembira)
Ane : (mematikkan api ke rokok intan)
Intan :
(menghisap rokok)
Rega :
“Asik kan?”
Intan : (terbatuk) “Khuk-khuk”
Ane :
“Lebai amat sih loe..”
Yolan :
“Biasa aja kali.”
Ane : (menawarkan miras) “Ni ada yang baru,
cobain aja dulu. Kalau ini lebih asik.”
Intan :
“Ini apa?” (sambil mengelakan tangan ane)
Ane :
“Cobain dulu. Kalau mau bergabung ama kita-kita harus cobain. Ntar kamu juga ketagihan.”
Intan : (megambil miras dari tangan ane dan
meminumnya) “Heakkkk (memuntahkan
miras). Ngak enak..”
Yolan :
“Enak lagi.”
Disela waktu perbincangan, Laila
menawarkan pil dan ekstasi. Ia membagikan sedikit kepada teman-temannya
Lalila :
“Gue ada barang baru ni.”
Yolan :
“Apa tu la? (tampak penasaran)”
Rega :
“Dapat dari mana loe dapat barang gituan. Pasti mahal ya?”
Laila :
“Ada deh.. Ni cabain dulu (membagikan pil
dan sedikit ekstasi). Hei tan.. sekarang loe juga harus coba (memaksa).”
Intan :
“Ini apa?”
Ane :
“Loe ngak usah banyak tanya deh, pokoknya loe cobain aja dulu. (memberikan pil dan ekstasi) Enak kan....”
Intan :
(mencoba merasa-rasakan) “lumayan..”
Laila : (mengusap-ngusap kepala) “Bchet,
bceht...”
Hingar
bingar malam mankin tercuat. Ane dan anggota gengnya melanjutkan pesta miras di
kosan Yolan. Intan yang merupakan anak lugu yang baru mencoba-coba, kini ia
mendapatkan masalah berat dan ini merupakan hal fatal bagi dirinya.
Ane :
(duduk di atas kasur sambil menghisap sabu-sabu)
Y & R :
“Itu apa yang loe hisap? Bagi dikit dong.”
Ane :
“Ni silahkan, tapi bagi rata ya biar kebagaian (matanya mulai memerah).”
Rega :
“Loe mau ngak Tan?”
Intan :
(ia sudah tidak khuatir lagi) “Boleh
ngak masalah. (menghisap sabu-sabu dengan
penuh gairah).”
Ane :
“Nah.. kan loe juga ketagihan pada akhirnya.”
Intan :
(perutnya mulai membeku)
Semuanya : (terkejut, dan mencoba untuk membagunnya).
Laila :
“Buset! Gimana ni Gays.. Ia sudah meniggal. Kemungkinan ini dia belum terbiasa,
apa lagi dia menghisapnya terlalu
berlebihan tadi.
Semuanya : (merasa takut dan pergi meninggalkan
tubuhnya)
2 Bulan Kemudian
Mayat
mahasiswa di temukan dalam kosan. Kepolisian berhasil mengungkap kejadian ini 3
hari setelah di temukannya mayat yang di duga bernama Intan.
Kepolisian
: (membergok kerumah orang tua ane)
Orang tua ane : “Jangan bawa anak saya pak.. Dia tidak bersalah (menagis histeris)
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar