DARMAN
MOENIR SASTRAWAN MINAGKABAU
mhd. yusuf || SMA N 1 KECAMATAN AKABILURU
Darman Moenir lahir di
sawah tangah, Batusangkar, Tanah Datar,Sumatra Barat pada 27 Juli 1952. Ia anak
dari seorang guru sekolah menegah pertama. Darman Moenir menikah dengan Dra.
Darhana Bakar H. B. Jassin. Dari pernikahan tersebut Darman Moenir di hadiahi
tiga orang anak laki-laki Haiyyu D. Moenir, Abla D. Moenir (alm), dan Hopla D.
Moenir, serta mereka juga di hadiahi tiga anak perempuan, Tahtiha D. Moenir,
Tastafti D. Moenir dan Asthwa D. Moenir.
Sebelum Darman Moenir
menikah, ia pernah menempuh pendidikan dari Sekolah Rakyat (SR) di Sawah
Tangah. Setelah ia selesai dari Sekolah Rakyat, Darman Moenir melanjutkan
sekolahnya ke Sekolah Menegah Seni Rupa Indonesia Negeri (SMSRIN) di Padang .
Tidak hanya sampai di situ. Darman Moenir terus melanjutkan sekolahnya ke
Akademi Bahasa Asing (ABA). Tahun 1974 Darman Moenir berhasil menamatkan
Jurusan Bahasa Inggris. Ia juga Pernah menempuh kuliahnya selama lima semester
di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Bung Hatta
tetapi hanya menyelesaikan Program D4, Jurusan Bahasa Inggris, Sekolah tinggi
Bahasa Asing Prayoga pada tahun 1989 dan semua bidang studi di jalani Darman
Moenir terlaksana di Padang, Sumatra Barat.
Darman Moenir secara
rutin melakukan pekerjaan sebagai penulis novel, puisi, cerita pendek, esai dan
cerita anak serta sebagai penerjemahan karya sastra asing. Kerutinannya itu sebagai
penulis bdimulai dari sejak umur 18 tahun. Beberapa dari karyanya sudah di muat
di berbagai media cetak di antaranya, Majalah Horison, Titian, Panji
Masyarakat, Pertiwi, Kartini, Ulumul Qur’an, Kalam, Harian Kompas, Pelita,
Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Suara Karya, Media Indonesia, Harian Indonesia
Raya, Republika, Berita Minggu (singgapura), Tabloid Nova, Sinar Pagi, Jurnal
Nasional, Analisa (Medan) dan yang terakhir di surat kabar yang merupakan
terbitan Padang.
Karya Darman Moenir
yang berupa puisi Kenapa Hari Panas Sekali? serta Tanpa Kata, di terbitkan oleh
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam, sekolah yang didirikan oleh mendiang Engku M.
Sjafei. Beberapa dari sajaknya masuk ke dalam Tongak 4, Antalogi Puisi Indonesia
modern (Linus Suryadi A. G). Kumpulan cerpen dari Darman Moenir di muat dalam
antalogi Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (Kuala Lumpur) pada tahun 1991
(Suratman Markasan). Salah satu esainya di muat dalam Asian Writers on Literature and justice di Manila pada tahun 1982.
Dengan meluncurkan
novel Bako, Darman Moenir berhasil memenangkan Hadiah Utama Sayembara Mengarang
Roman di DKJ pada tahun 1980 yang pada akhirnya di terbitkan oleh Balai Pustaka
pada pada tahun 1983. Darman Moenir juga menerbit novel lainya yang berjudul Dendang
pada tahun 1982.
Darman Moenir kembali
meluncurkan novelnya untuk sayembara yang merupakan untuk ke dua kalinya ia
ikut serta dalam sayembara. Sayembara yang di ikutinya adalah sayembara kartini
yang berjul Aku dan Keluargaku Tetanggaku. Sayembara kali ini ia hannya dapat
meraih juara II yang terlaksana pada tahun 1986. Novel yang berjudul aku dan
Keluargaku Tetanggaku kemudian di terbitkan oleh Badan Pustaka pada tahun 1993.
Dengan terbitnya novel novel Gumam dari Darman Moenir, merupakan novel pertama berhasil
mendapatkan rekomendasi DKJ pada tahun 1976 yang di terbitkan oleh CV 28 28, di
Padang pada tahun 1984.
Novel lainya yang di
karang Darman Moenir yang berjudul Riak yang di terbitkan pada tahun 1977 serta
Krit & Sena yang di terbitkan pada tahun 2003. Novel Andika cahaya yang di
terbitkan Akar Indonesia pada tahun 2012. Di tahun yang sama Darman Moenir
kembali meluncurkan novelnya yang berjudul Novel Paco-paco. Dua Novel lainya
yang di karangnya dengan tema kepahlawanan dengan judul Surat Dari Sang
Prajurit 45 kepada Cucunya dan novel kepahlawanan yang kedua berjudul Di Lembah
Situjuah Batur di terbitkan oleh Angkasa Raya pada tahun 1982.
Dengan pengantar
seorang H. B. Jassin, kumpulan cerpen dari Darman Moenir dengan judul Jelaga
Pusaka Tinggi yang di terbitkan oleh Angkasa Bandung pada tahun 1977. Dengan
seorang Individual grandt dari The Ford
Foundation pada tahun 1987, Darman Moenir melakukan penelitian tentang Tambo yang ada di Minagkabau untuk di
artikan dari aksara Arab ke Aksara Latin dan diterjemahkan dari Bahasa
Minangkabau ke Dalam bentuk Bahasa Indonesia. Menerjemahkan dari dalam bentuk
bahasa Inggris ke dalam bentuk bahasa indonesia. Di antaranya hasil
penerjemahan tersebut beruapa novel dengan judul Negeri Hujan, nominasi Hadiah
Nobel Sastra, karya Pira Sudham (Tahailand) yang pada akhirnya di terbitkan
oleh Obor Indonesia.
Tahun 1974 Darman
Moenir datang untuk menghadiri Pertemuan Sastra Indonesia II yang berlangsung
di Jakarta. Pada tahun 1981 Darman Moenir terpilih untuk menghadiri suatu
Konfensi Pengarang Asia di selenggarakan Pen
Cup di Manila, Filipina. Setahun setelah Darman Moenir mengikuti Konfensi
Pengarang Asia di selenggarakan Pen Cup
di Manila, ia kembali untuk untuk mengikuti Pertemuan Dunia Melayu di Melaka
pada tahun 1983 yang memrakarsai Pertemuan Penyair ASEAN di Denpasar, Bali, ke
Pesta Puisi Nusantara di Singgapura, Simposium atarbangsa tentang ke budayaan
di Kuala Lumpur dan Puisi Indonesia ’83 Jakarta. Darman Moenir menyampaikan
sebuah makalahnya pada saat forum Dialog Utara II yang berlangsung di Medan
pada tahun 1984.
Tahun 1986 Darman
Moenir dengan trampil membacakan sajak-sajak di taman Ismail Marzuki di
jakarta. Dua tahun kemudian ia kembali untuk mengikuti International Writing Program yang di laksanakan di Lowa City dan
mengikuti International Visitor Program
keliling Amerika Serikat pada saat musim gugur pada tahun 1988.
Bebagai pertemuan sudah
di lalui dari seorang Darman Moenir dan tidak putus-putusnya. Jarak yang cukup
jauh Darman Moenir kembali untuk menghadiri pertemuan Sastra Nusantara VII di
Singapura serta menjadi anggota Kongres Kebudayaan pada tahun 1991 di jakarta.
Setahun selesainya Kongres Kebudayaan, Darman Moenir datang menghadiri sebuah
acara dalam rangka penyerahan Hadiah Sastra Chairil Anwar untuk Mochtar Lubis
yang berada di Jakarta. Darman Moenir juga ikut untuk menghadiri sebuah
musyawarah tentang Dewan Kesenian Dewan se Indonesia III yang terlaksana di
Makasar. Ia juga mengikuti sebuah pertamuan sastrawan nusantara 13 yang
terlaksana di surabaya.
Tahun 2012 Darman
Moenir datang untuk menghadiri sebuah pertemuan Pengarang Indonesia pada tahun
2012 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Dan ia juga ikut dalam menggagas dan
memaklumatkan Hari Sastra Indonesia yang berlangsung di bukittinggi, pada
tanggal 24 Maret 2013. Serta menetapkan HSI setiap 3 juli.
Tahun 1992 Darman
Moenir dengan bangga mendapatkan Hadiah Sastra dari Pemimpin republik Indonesia
yang merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dari dalam diri Darman Moenir.
Darman Moenir tidak
pernah untuk berhenti dalam dunia sastra. Ia terus untuk mencalonkan dirinya hal-hal
yang menyangkut sastra. Keikutan serta Darman Moenir selain dari mengikuti
sayembara ia juga mencalonkan dirinya
dalam Hari Sastra di Ipoh Malaysia pada tahun 1980. Lima tahun kemudian Darman Moenir kebali untuk
mencalonkan dirinya untuk mengikuti Second
Conference on Malay World di Kolombo, Sri Langka. Ikut serta dalam membaca puisi dalam sebuah acara Baca Puisi
Solidaritas Bosnia Kita yang di laksanakan di Jakarta pada tahun 1992 serta di
Surabaya pada tahun 1993. Dan ia juga menyampaikan sebuah makalahnya pada semua
bengkel kerja Sastra ASEAN ’92 di Pulau Pinang, Malaysia. Serta ikut dalam
peserta kongres kesnian yang di laksanakan di jakarta pada tahu 1995.
Darman Moenir juga ikut
mencalonkan dirinya dalam Seminar Informal tentang eksperimen dan kebebasan
yang di selenggarakan oleh Association of
American Publishers dan bekerja sama dengan dengan Lontar Foundation di Cilato, Jawa Barat. Di tahun 2004 Darman
Moenir kembali untuk ikut serta dalam Cakrawala Sastra Indonesia di
selenggarakan di DKJ. Ia dengan semangat
untuk terus mengikuti perlombaan, salah satunya perlombaan Dialog Borneo-Kalimantan
XI tahun 2011 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Dari masa keremajaan
dari seseorang Darman Moenir samapai masa tuanya, ia tetap untuk berusaha dalam
mengembangkan kemampuannya dalam dunia sastra dan selalui aktif dalam kegiatan
kesusastraan, kesenian, kebudayaan yang secara khusus di jalaninya di Kota
Padang. Darman Moenir pun tetap bekarya dalam raungan sastra. Dalam
mengembangan sastra dalam ranah minangkabau, Darman Moenir memberanikan dirinya
untuk melatih kaum muda salingkuang jajaran nagari minangkabau demi pesatnya minat kaum muda untuk bekarya dalam
kesastraan.(*)
Selesai
kalau adlah kesalahan boleh di kritik agar hasilnya sempurna. Dan satu hal lagi agar kesalah itu tidak terus berlanjut
BalasHapus