Home » » biografi darman monir terbaru

biografi darman monir terbaru

Written By Unknown on Selasa, 06 Januari 2015 | 22.14



DARMAN MOENIR SASTRAWAN MINAGKABAU
mhd. yusuf || SMA N 1 KECAMATAN AKABILURU

           

Darman Moenir lahir di sawah tangah, Batusangkar, Tanah Datar,Sumatra Barat pada 27 Juli 1952. Ia anak dari seorang guru sekolah menegah pertama. Darman Moenir menikah dengan Dra. Darhana Bakar H. B. Jassin. Dari pernikahan tersebut Darman Moenir di hadiahi tiga orang anak laki-laki Haiyyu D. Moenir, Abla D. Moenir (alm), dan Hopla D. Moenir, serta mereka juga di hadiahi tiga anak perempuan, Tahtiha D. Moenir, Tastafti D. Moenir dan Asthwa D. Moenir.
Sebelum Darman Moenir menikah, ia pernah menempuh pendidikan dari Sekolah Rakyat (SR) di Sawah Tangah. Setelah ia selesai dari Sekolah Rakyat, Darman Moenir melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menegah Seni Rupa Indonesia Negeri (SMSRIN) di Padang . Tidak hanya sampai di situ. Darman Moenir terus melanjutkan sekolahnya ke Akademi Bahasa Asing (ABA). Tahun 1974 Darman Moenir berhasil menamatkan Jurusan Bahasa Inggris. Ia juga Pernah menempuh kuliahnya selama lima semester di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Bung Hatta tetapi hanya menyelesaikan Program D4, Jurusan Bahasa Inggris, Sekolah tinggi Bahasa Asing Prayoga pada tahun 1989 dan semua bidang studi di jalani Darman Moenir terlaksana di Padang, Sumatra Barat.
Darman Moenir secara rutin melakukan pekerjaan sebagai penulis novel, puisi, cerita pendek, esai dan cerita anak serta sebagai penerjemahan karya sastra asing. Kerutinannya itu sebagai penulis bdimulai dari sejak umur 18 tahun. Beberapa dari karyanya sudah di muat di berbagai media cetak di antaranya, Majalah Horison, Titian, Panji Masyarakat, Pertiwi, Kartini, Ulumul Qur’an, Kalam, Harian Kompas, Pelita, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Suara Karya, Media Indonesia, Harian Indonesia Raya, Republika, Berita Minggu (singgapura), Tabloid Nova, Sinar Pagi, Jurnal Nasional, Analisa (Medan) dan yang terakhir di surat kabar yang merupakan terbitan Padang.
Karya Darman Moenir yang berupa puisi Kenapa Hari Panas Sekali? serta Tanpa Kata, di terbitkan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam, sekolah yang didirikan oleh mendiang Engku M. Sjafei. Beberapa dari sajaknya masuk ke dalam Tongak 4, Antalogi Puisi Indonesia modern (Linus Suryadi A. G). Kumpulan cerpen dari Darman Moenir di muat dalam antalogi Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (Kuala Lumpur) pada tahun 1991 (Suratman Markasan). Salah satu esainya di muat dalam Asian Writers on Literature and justice di Manila pada tahun 1982.
Dengan meluncurkan novel Bako, Darman Moenir berhasil memenangkan Hadiah Utama Sayembara Mengarang Roman di DKJ pada tahun 1980 yang pada akhirnya di terbitkan oleh Balai Pustaka pada pada tahun 1983. Darman Moenir juga menerbit novel lainya yang berjudul Dendang pada tahun 1982.
Darman Moenir kembali meluncurkan novelnya untuk sayembara yang merupakan untuk ke dua kalinya ia ikut serta dalam sayembara. Sayembara yang di ikutinya adalah sayembara kartini yang berjul Aku dan Keluargaku Tetanggaku. Sayembara kali ini ia hannya dapat meraih juara II yang terlaksana pada tahun 1986. Novel yang berjudul aku dan Keluargaku Tetanggaku kemudian di terbitkan oleh Badan Pustaka pada tahun 1993. Dengan terbitnya novel novel Gumam dari Darman Moenir, merupakan novel pertama berhasil mendapatkan rekomendasi DKJ pada tahun 1976 yang di terbitkan oleh CV 28 28, di Padang pada tahun 1984.
Novel lainya yang di karang Darman Moenir yang berjudul Riak yang di terbitkan pada tahun 1977 serta Krit & Sena yang di terbitkan pada tahun 2003. Novel Andika cahaya yang di terbitkan Akar Indonesia pada tahun 2012. Di tahun yang sama Darman Moenir kembali meluncurkan novelnya yang berjudul Novel Paco-paco. Dua Novel lainya yang di karangnya dengan tema kepahlawanan dengan judul Surat Dari Sang Prajurit 45 kepada Cucunya dan novel kepahlawanan yang kedua berjudul Di Lembah Situjuah Batur di terbitkan oleh Angkasa Raya pada tahun 1982.
Dengan pengantar seorang H. B. Jassin, kumpulan cerpen dari Darman Moenir dengan judul Jelaga Pusaka Tinggi yang di terbitkan oleh Angkasa Bandung pada tahun 1977. Dengan seorang Individual grandt dari The Ford Foundation pada tahun 1987, Darman Moenir melakukan penelitian tentang Tambo yang ada di Minagkabau untuk di artikan dari aksara Arab ke Aksara Latin dan diterjemahkan dari Bahasa Minangkabau ke Dalam bentuk Bahasa Indonesia. Menerjemahkan dari dalam bentuk bahasa Inggris ke dalam bentuk bahasa indonesia. Di antaranya hasil penerjemahan tersebut beruapa novel dengan judul Negeri Hujan, nominasi Hadiah Nobel Sastra, karya Pira Sudham (Tahailand) yang pada akhirnya di terbitkan oleh Obor Indonesia.
Tahun 1974 Darman Moenir datang untuk menghadiri Pertemuan Sastra Indonesia II yang berlangsung di Jakarta. Pada tahun 1981 Darman Moenir terpilih untuk menghadiri suatu Konfensi Pengarang Asia di selenggarakan Pen Cup di Manila, Filipina. Setahun setelah Darman Moenir mengikuti Konfensi Pengarang Asia di selenggarakan Pen Cup di Manila, ia kembali untuk untuk mengikuti Pertemuan Dunia Melayu di Melaka pada tahun 1983 yang memrakarsai Pertemuan Penyair ASEAN di Denpasar, Bali, ke Pesta Puisi Nusantara di Singgapura, Simposium atarbangsa tentang ke budayaan di Kuala Lumpur dan Puisi Indonesia ’83 Jakarta. Darman Moenir menyampaikan sebuah makalahnya pada saat forum Dialog Utara II yang berlangsung di Medan pada tahun 1984.
Tahun 1986 Darman Moenir dengan trampil membacakan sajak-sajak di taman Ismail Marzuki di jakarta. Dua tahun kemudian ia kembali untuk mengikuti International Writing Program yang di laksanakan di Lowa City dan mengikuti International Visitor Program keliling Amerika Serikat pada saat musim gugur pada tahun 1988.
Bebagai pertemuan sudah di lalui dari seorang Darman Moenir dan tidak putus-putusnya. Jarak yang cukup jauh Darman Moenir kembali untuk menghadiri pertemuan Sastra Nusantara VII di Singapura serta menjadi anggota Kongres Kebudayaan pada tahun 1991 di jakarta. Setahun selesainya Kongres Kebudayaan, Darman Moenir datang menghadiri sebuah acara dalam rangka penyerahan Hadiah Sastra Chairil Anwar untuk Mochtar Lubis yang berada di Jakarta. Darman Moenir juga ikut untuk menghadiri sebuah musyawarah tentang Dewan Kesenian Dewan se Indonesia III yang terlaksana di Makasar. Ia juga mengikuti sebuah pertamuan sastrawan nusantara 13 yang terlaksana di surabaya.
Tahun 2012 Darman Moenir datang untuk menghadiri sebuah pertemuan Pengarang Indonesia pada tahun 2012 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Dan ia juga ikut dalam menggagas dan memaklumatkan Hari Sastra Indonesia yang berlangsung di bukittinggi, pada tanggal 24 Maret 2013. Serta menetapkan HSI setiap 3 juli.
Tahun 1992 Darman Moenir dengan bangga mendapatkan Hadiah Sastra dari Pemimpin republik Indonesia yang merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dari dalam diri Darman Moenir.
Darman Moenir tidak pernah untuk berhenti dalam dunia sastra. Ia terus untuk mencalonkan dirinya hal-hal yang menyangkut sastra. Keikutan serta Darman Moenir selain dari mengikuti sayembara  ia juga mencalonkan dirinya dalam Hari Sastra di Ipoh Malaysia pada tahun 1980.  Lima tahun kemudian Darman Moenir kebali untuk mencalonkan dirinya untuk mengikuti Second Conference on Malay World di Kolombo, Sri Langka. Ikut serta dalam  membaca puisi dalam sebuah acara Baca Puisi Solidaritas Bosnia Kita yang di laksanakan di Jakarta pada tahun 1992 serta di Surabaya pada tahun 1993. Dan ia juga menyampaikan sebuah makalahnya pada semua bengkel kerja Sastra ASEAN ’92 di Pulau Pinang, Malaysia. Serta ikut dalam peserta kongres kesnian yang di laksanakan di jakarta pada tahu 1995.
Darman Moenir juga ikut mencalonkan dirinya dalam Seminar Informal tentang eksperimen dan kebebasan yang di selenggarakan oleh Association of American Publishers dan bekerja sama dengan dengan Lontar Foundation di Cilato, Jawa Barat. Di tahun 2004 Darman Moenir kembali untuk ikut serta dalam Cakrawala Sastra Indonesia di selenggarakan di DKJ.  Ia dengan semangat untuk terus mengikuti perlombaan, salah satunya perlombaan Dialog Borneo-Kalimantan XI tahun 2011 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Dari masa keremajaan dari seseorang Darman Moenir samapai masa tuanya, ia tetap untuk berusaha dalam mengembangkan kemampuannya dalam dunia sastra dan selalui aktif dalam kegiatan kesusastraan, kesenian, kebudayaan yang secara khusus di jalaninya di Kota Padang. Darman Moenir pun tetap bekarya dalam raungan sastra. Dalam mengembangan sastra dalam ranah minangkabau, Darman Moenir memberanikan dirinya untuk melatih kaum muda salingkuang jajaran nagari minangkabau demi pesatnya  minat kaum muda untuk bekarya dalam kesastraan.(*)

Selesai

Share this article :

1 komentar:

  1. kalau adlah kesalahan boleh di kritik agar hasilnya sempurna. Dan satu hal lagi agar kesalah itu tidak terus berlanjut

    BalasHapus

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. YSF_SMANSAKA.NET - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger