Home » » cerpen terbaru hari ini

cerpen terbaru hari ini

Written By Unknown on Selasa, 06 Januari 2015 | 23.12


KOMA BERUJUNG KLONGMERAT
mhd. yusuf || SMA N 1 Kec. AKABILURU


Akhir tahun laki-laki itu pergi menjelajahi pergunungan. Pegunungan itu di penuhi pepohonan karet dan pinus yang tumbuh lebat. Tak di sangka dia terperangkap di dalam jurang terjal. Di bawah jurang tersebut terdapat aliran sunggai mengering dan penuh batu air bewarna hitam berlumut yang selalu siap menantikan kehadiran dirinya. Dengan tali khusus pramuka, laki-laki itu hampir bisa sampai di bibir tebing.
Terbing tersebut di beri nama tebing kematian. Konon katanya setiap korban yang terperangkap di lereng tebing tersebut jarang sekali untuk selamat dari  maut.
Nyawa laki-laki itu kini dalam ambang kematian. Dengan di bantu tiga orang teman. Tapi..... tubuhnya yang berat tidak mampu temannya utuk menerik tubuhnya yang gemuk dan penuh lemak.
Sementara dari kejahuan pendamping mereka ibuk Susan dan ibuk Sindi berlarian karena mendengar suara pingkauan yang keras. Medan jalan yang licin sering kali mereka berdua terjatuh untuk menghampiri anak murid mereka yang sedang terperangkap di tepi tebing yang terjal.
“Ayooo diiit..... kamu pasti bisa.“ kata robi sambil menarik uluran tangan laki-laki itu.”
“Aku tidak sanggup lagi, biarkan saja aku terjatuh.” jawab laki-laki itu dengan patah semangat.
“Tidak Dit, jangan bicara seperti itu. kami sebagai temanmu akan tetap berusaha menolongmu.”
Menarik tubuh laki-laki itu dengan tiga orang teman. Walau di bantu tiga orang teman, tapi tubuh mereka yang kurus tak mampu menahan tubuh laki-laki itu. Sekejap tubuh laki-laki itu terlepas dari ikatan tali putih yang kecil. Tali yang kecil tak mampu lagi menompong tubuhnya dengan tali yang terus-merus semangkin kecil karena gesekan batu tebing yang tajam terus bersinggungan.
“Tidakkk!” teriak laki-laki itu dengan keras.
“Adiiit....” teriak dengan tangisan penyesalan dari monic.
Tubuh laki-laki itu penuh dengan darah terutama pada bagian mulutnya dan tubuhnya yang terpental ke dasar tebing membuat tulang keringnya patah dan lehernya pun juga ikut patah akibat benturan dengan batu air belumut. Terjatuh dari tebing yang terjal serta tinggi, tak mampu lagi tubuh laki-laki itu untuk bertahan menahan kesakitan. Tubuhnya sudah lemas tidak berdaya dan tidak sadarkan diri lagi sejak hari itu.
Selama satu jam tubuh laki-laki itu di ambil dari dasar jurang dan membawanya ke atas tebing. Tubuhnya yang sudah lemas dan tak kuat utuk membuka kelopak matanya. Namun nafasnya masih menghembus kecil.
Dari kejauhan terdengar suara ambulance yang datang menjemput tubuh laki-laki itu. tubuhnya yang lemas di angkat ke atas tandu dan di masukan kedalam mobil ambulance. Srine ambulance yang berbunyi selalu mengiringinya sampai ke RSUD Ibnu Sina.
Laki-laki itu di bawa ke dalam ruangan UGD dan ia menjalani pemeriksaan dari dokter dan mendapatkan rawatan intensif.
***
Selama bertahun-tahun laki-laki itu menjalani koma dan bahkan sangat kecil kesempatannya untuk bisa berdiri dan berbicara seperti orang laninya. Kondisi ekonomi orang tuannya yang semangkin hari semangkin menipis untuk membiayai laki-laki itu yang sedang menjalani koma.
Sumartini yang merupakan ibu dari laki-lai itu merasa tidak senang atas apa terjadi pada anaknya. Ia mengajukan kasasi kepada pengadilan negeri. Kasasi yang di ajaukan Sumartini di terima dengan hormat dari hakim pengadilan negeri.
Esok pagi Surat dari pengadilan negeri datang kepada ibuk Susan Dan Ibuk Sindi. Isi surat dari pengadilan tak lain tak bukan untuk memangil mereka berdua untuk menghadiri sidangan.
Surat dari pengadilan sudah dua kali di kirimkan ke pada ibuk Susan dan ibuk Sindi. Tapi mereka berdua tetap saja untuk tidak mengadiri sidangan. Secara paksa pihak kepolisian datang menjemput meraka. Beberapa kali mereka mencoba untuk mengelak. Namun pada akhirnya mereka terjebak saat di tanya-tanya kepolisian. Secara terpaksa mereka di giring kedalam mobil kepolisian dan di masukan ke dalam sel oleh bribda Eko.
Hari ke tiga dalam sel tahanan mereka di bawa ke pengadilan negeri. Selama dua hari mereka menjalani pengadilan hakim menjatuhi mereka dengan pasal belapis. Karena sudah melalaikan nyawa seseorang dan berusaha untuk kabur dari tangan kepolisian. Selama 8 tahun mereka mendapatkan hukum kurungan penjara.
***
Adit yang merupakan laki-laki yang tahun lalu terjatuh dari tebing kematian, kini ia menghadapi koma yang panjang. Namun ia belum jua sadarkan diri sejak saat insiden itu. Sumartini yang sejak dari pagi sampai malam terus menemani anaknya itu yang selalu berbaring di sampingnya.
Memikirkan secara singkat. Ia mengajukan ke pada dokter yang menagani anaknya Adit agar supaya di suntik mati karena harta bendanya sudah menipis untuk mengobati anaknya yang tak kunjung sadar. Berulang kali dokter untuk mengigatkan kepadanya. Namun Sumartini masih berpegang teguh dan itu salah satu jalan yang harus di lakukan oleh dirinya dan untuk anaknya dalam menyelesaikan masalah ini.
Usaha Sumartini untuk memberikan suntikan mati kepada anaknya walau pun sudah metandatangani surat. Tapi itu di batalkan di saat dokter Ali akan segera memasuki rungan Adit di rawat oleh teman sebaya Adit. Dia adalam monic yang di temani sang ayahnya yang ingin bernazar.
 “Jangan dulu dokter. Tante biarkanlah ayah monic yang menyelesaikan masalah biaya rumah sakit Adit. Aku mohon Tan.” Ucap monic dengan harapan.
 Dokter Ali kagum di buatnya sebelum ia melakukan penyuntikan di bagain tubuh Adit. Ayah Bobi yang merupakan ayah monic juga ikut mengiyakan apa yang di katakan anaknya barusan. Apa yang di katakan barusan, ibu sumartini juga turut meminta teriama kasih kepada monic dan juga kepada Bobi, ayah kandung Monic.
***
Di atas sofa dalam ruangan. Roh tubuh adit duduk menagis melihat orang tuanya yang selalu menunggu dirinya di samping tubuhnya terbaring.
Monic yang datang membawa buah-buahan segar besama Idris sempat melihat dengan jelas bahwa Adit dalam keadaan menagis. Orang tua Adit Sumartini tidak mengetahui tentang hal itu. Sumartini terkejut dan gembira mendengar dan melihat hal itu di saat setelah indris mengatkan kepadanya.
“Tante, sepertinya Adit menagis. Apa Adit melihat kita dan atau ia berada di sekitar kita saat ini ?”
“Maksud kamu apa Dris?” tanya balik sumartini.
“Kalau tante ngak percaya, coba tante lihat mata Adit.” kata idris menyakinkan Sumartini.
Sumartini yang dulunya sempat tidak percaya kini ia mamanggil dokter Ali dengan lantang dan menekan bel untuk memanggil perawat yang ada di samping tubuh Adit terbaring.
Mendengar teriakan keras serta bunyian bel yang berulang kali terdengar, dokter Ali datang dan memeriksa tubuh Adit dengan perlahan-lahan. Detak jantung adit yang bedebar secara teratur dan matanya yang mulai bekedip, dokter Ali memberi tahukan hal gembira ini kepada Sumartini, ibu dari Adit.
“Ini merupakan kabar genbira buat ibuk dan buat anak ibuk. Karena kemungkinan besar Adit akan pulih dalam waktu dekat.” kata dokter ali dengan wajah ceria.
Wajah Sumartini yang dulunya kusut dan penuh linangan air mata, secara cepat iya menghapus air matanya itu. Monic termenung mendengarnya mendengar apa barusan di katakan dokter Ali. Rasa gembira bercumbu di dalam dirinya, ia memeluk Sumartini dengan pelukan yang erat.
***
Esok hari tepat hari libur. Monic meminta ijin kepada ayahnya agar untuk bisa menemani Adit yang di rumah sakit untuk pertama kalinya. Ayahnya sempat menguji keyakinan Monic. Tekat monik yang sudah untuh untuk menemani Adit di rumah sakit ia selalu berusaha untuk meyakinkan ayahnya itu. Melihat sosok putrinya yang terlampau semangat, ia mengantarkan anaknya sampai ke rumah sakit dengan menggunkan mobil Mercendes.
Ayah Bobi yang merupakan ayah Monic tidak sempat untuk berhenti lama hanya sekedar berpamitan kepada Sumartini dan segera untuk berbalik arah ke luar kota untuk menemui klaennya di Pekanbaru.
Hari yang sudah mulai memasuki tengah malam. Monic tak kuat lagi menemani Adit. Ia terbaring di samping Adit yang terbaring dengan lemas dengan kaki di ikat dengan kain perban putih yang tergantung ke atas loteng.
Sebelum Monic terbaring di samping Adit, Sumartini pergi meninggalkan mereka berdua. Ia pergi ke wc yang tidak jauh dari ruangan Adit di rawat.
***
Pangi bersinar cerah memasuki sela-sela jendela. Monic terbangun melihat silauan dari ufuk matanya, sementara Sumartini orang tua Adit tetap terbaring di atas sofa. Tidur yang nyeyak di samping tangan kanan Adit. Monic terbring dengan nyeyak. Rambutnya yang hitam dan panjang hampir menutupi sebagian mukannya.
Adit yang terbangun dari Komanya. Ia melihat sosok perumpuan yang tertidur di sebelahnya dan ia tak mengenal sosok perempuan itu. Ia berusaha untuk melihat wajah perumpuan itu dengan mengipaskan rambut wanita itu.
***
Pagi cerah. Sinar matahari masuk dari sela-sela garden jendela. Melihat caha putih yang terpancar terang di depan matanya. Monic membuka matanya secara perlahan-lahan. Mata yang sedikit perih melihat cahaya. Ia melihat Adit mengenggam tangannya. Monic tak tega melepaskan tangannya itu ia masih membiarkan tangannya di genggam Adit.
Secara perlahan-lahan ia panggil nama Adit secara halus dan itu berulang kali ia memanggil nama Adit.
Adit terbangun. Ia melihat gadis yang ia takkenali semalam. Ia adalah monic. Walau selama ini mereka sebagai sahabatan. Tapi Adit masih tetap tidak mengenali monic.
Sudah merasa lama Adit mengenggam tangannya dalam ke adaan tertidur dan Adit yang sudah terbangun dari komanya. Ia memanggil sumartini yang tertidur nyeyak di atas sofa merah yang berada di sudut ruangan.
“Tante, Tante bangun. Adit sudah sadar.” berulang kali monic memanggil Sumartini.
“Iya ada apa.” jawab sumartini sambil meliukkan tubuhnya.
“Adit sudah sadar Tan.”
“Apakah itu benar. Coba tante lihat.”
“Ternyata benar apa yang kamu katakan Mon. Biar tante panggil dokter ali sebentar ya.”
Dokter pun datang dan memriksa detak jantung Adit dan bola mata. Dokter Ali menyuruh Sumartini untuk datang ke dalam ruangannya. Ia mengatakan kalau Adit sedikit mengalami Amnesia. Namun penyakit yang ia rasakan kemungkinan akan lambat pulihnya dan malah sebaliknya jikalau Adit sering di bawa ke tempat-tempat yang bersejarah dalam hidupnya. Kemungkinan besar ia akan sadar dengan cepat.
***
Satu minggu Adit sadar dari komanya. Ia pulang dengan menggunakan kursi roda yang di bantu dengan Monic dan ia tidak mau di bantu selain Monic. Karena masih penasaran. Dalam menjalani fase persembuhan Adit di anjurkan oleh Dokter Ali untuk melakukan rawat jalan.
Hari-hari kehidupannya, Adit hanya bisa duduk di atas kursi roda. Karena patah tulang yang ia rasakan masih belum sembuh total dan masih ada rasa nyeri yang ia rasakan. Ia sering kali menyebut-nyebut nama Monic. Tah apa sebabnya, orang tuanya tidak mengetahui soal itu.
Adit yang sebelumnya malas untuk makan dan itu pun hanya sedikit. Tapi... hal sebaliknya terjadi. Makannya makin lahap di saat monic datang untuk menyeguknya bersama Idris, Robi, Marten dan teman lainnya serta guru-guru dari sekolahnya. Mereka semua menayakan keadaan Adit. Namun ia hanya tersenyum.
Monic yang membawa buah-buhan dan bungga mawar yang bewarna cantik. Adit merasa bunga mawar itu merasa spesial bagi dirinya.
Monic yang melihat Adit untuk malas makan ia mencoba untuk menyuapkan bubur yang berada dari tangan Sumartini, orang tua Adit. Adit sanggat lahap untuk menyatap bubur itu dan ia meminta bubur untuk ke dua kalinya.
Sumartini dan Marzuki, ayah Adit kagum dan senang melihat adit yang tiba-tiba naik napsunya untuk makan dan tindakan Adit kali ini sangat beda jauh dari apa sebelumnya.
Jarak rumah mereka tidak terlalu berjahuan hanya di batasi dua jalur lintasan. Dengan jarak rumah yang tidak jauh, sering kali Monic datang untuk melihat Adit. Hubungan perteman mereka pun semangkin erat.
Sore-sore hari Monic mengajak Adit untuk jalan-jalan di sekitar halaman. Tanpa sengaja Monic menceritakan tentang apa yang terjadi pada Adit pada beberapa tahun silam yang lalu. Secara berangsur-angsur ingatan Adit kembali.
Akhir kata, kepala Adit mulai pusing berat dan segera di larikan ke rumah sakit.
Dokter Ali yang merupakan Dokter sebelumnya merawat Adit kini kembali menagani masalah pada Adit. Ia mengatakan kalau Adit sudah pulih total namun Adit tidak bisa melakukan segala sesuatu yang berat.
***
Tahun ketiga Adit kembali memasuki sekolah pertamanya. Namun sekarang ia tidak lagi menggunakan kursi roda dan layaknya seperti orang normal lainya.
Di sisi lain, Adit tidak lagi bertemmu dengan monic. Monic yang selama ini yang ia kenal dan menjadi teman yang sangat dekat kini sudah pergi ke America untuk menjalani bidang studinya di bersama seorang ayah. Ia mengetahui itu semua dari Monic di saat monic akan berangkat.
Adit pun mulai merasakan kesepian dalam hari-hari kehidupannya. Sudah banyak teman-teman barunya untuk menghibur dirinya. Namun ia tetap saja teringat tentang kebersamaannya dengan Monic.
***
Tiga tahun sudah ia menjalani sekolah menengah atas dan lulus dengan nilai terbaik. Ia melanjutkan sekolanya di dalam negeri dan memilih Bidang studi ekonomi. Bidang studi yang ia pelajari mendapatkan IP 3,4 dari dosennya. Ia mendapatkan gelar
Secara bertahap ia sudah tidak lagi mengenal Monic dan jauh dalam ingatannya. di karenakan kini ia sudah memiliki keluarga kecil.
Sudah puluhhan tahun monic meniggalkan tanah air. Ia kembali untuk datang ke indonesia untuk melanjutkan misinya utuk membangun sebuah perusahaan pesawat berkelas internasional.
Tanpa di sengaja Monic dan Adit di pertemukan. Pertemuan mereka di temani seorang orang anak di antara mereka. Hubungan persahabatan yang panjang di antara mereka, tidak bisa terpisah untuk berbicara.
Bidang studi yang sama-sama dalam bidang ke ekonomian. Dengan tekat bulat dan sepakat bersama mereka membangun sebuah PT. Tuna Bangsa Transport. Dengan menghasilkan pesawat terbang yang di beri nama Indonesian air. Hasil dari kerja sama mereka beruda akhirnya produk yang di ciptakan berhasil di ekspor ke negeri tetangga dengan untung besar.
Modal mereka kelurkan pun dari hasil kerja sama dengan ayah monic dan dua perusahaan lainnya. Keberhasilan mereka juga di bantu oleh tenaga kerja pendidikan yang sudah serjana di dalam negeri bahkan dari luar negeri sendiri.
Kehidupan ekonomi mereka pun melonjak secara drastis dan terus mengembangkan keunggulan dari pesawat meraka dan menjadi salah satu maskapai terbaik di dunia.(*)
Tamat





Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. YSF_SMANSAKA.NET - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger