Home » » makalah kesultanan safawi

makalah kesultanan safawi

Written By Unknown on Selasa, 06 Januari 2015 | 23.18



    

    


                      KATA PEGANTAR
   Tujuan dari suatu pendidikan tidak lain tidak bukan untuk mencerdaskan bangsa, membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya asing, membentuk watak sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta memiliki wawasan berpengetahuan yang luas dan bisa menguasai teknologi. Pendidikan tersendiri merupakan sebuah media u ntuk pembekalan pengetahuan dunia, keterampilan diri, dan penguasaan teknologi baik pelajar maupun mahasiswa untuk berkarya secara inovativ, kreatif, dan tepat dalam berbuat.
   Untuk menyikapi suatu pendidikan di atas, maka pada susunan makalah ilmiah biologi tentang jaringan tumbuhan, saya sebagai penyusun dan menyajikan makalah kali ini sesuai dengan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang ditetapkan oleh Depatermen Pendidikan Nasional, sebagai acuan pendidikan yang disusun dan dirancang dengan metode sistematis, inofatif dan kreatif.
         Materi pembekalan makalah kali ini dilengkapi dengan gambar serta penjelasan yang akurat dari beberapa sumber media. Dengan adanya berbagai perlengkapan tersebut diharapkan untuk pembaca bisa memahami secara seksama dan mendalam.
         Mengigat tentang kuantitas yang ada pada makalah tentang sel hewan dan tumbuhan kali ini bisa untuk memoerkuat kinerja pembelajaran selanjutnya. Mudah-mudahan makalah edisi 2014 ini mampu memberi mamfaat bagi pembaca.
          Akhir kata, demi kesempurnaan makalah ilmiah biologi tentang jaringan tumbuhan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya pada edisi berikutnya berkembang baik.   







SARIAK LAWEH, SUMATRA BARAT, NOVEMBER 2014
                                                                                               
          Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Latar Belakang
Peradapan Islam mencapai puncak keemasan pada saat Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Sudah beberapa abad lamanya Islam mengalami kejayaan, dan selesai pada saat penyerangan Mongol terhadap Seljuk pada tahun 1300 M, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Setelah Dinasti Abbasiyah mengalami kehancuran, kondisi politik Islam secara keseluruhan mengalami kemajuan, Umat, Islam bangkit kembali setelah terbentuknya tiga kerajaan besar yaitu Turki Usmani, Kerajaan Safawi di persia, dan kerajaan Mughal di india.
Kerajaan Usmani salah satu kerajaan besar yang pertama kalinya berdiri, dan paling lama untuk bertahan di bandingkan dari dua kerajaan lainya. Turki usmani di anggap sebagai di nasti yang bisa menghimpun lembalim umat Islam setelah beberapa lama mengalami kemunduran politik.
Pada saat kerajaan Turki Usmani sudah berada di puncak kejayaan, kerajaan Safawi di Persia masih baru berdiri. Gerakan Safawiyah memprakasai penaklukan Iran dan mendirikan sebuah kerajaan baru berkuasa dari 1501 M sampai 1722 M. Sang pendiri mengawali gerakannya dengan seruan untuk memburnikan dan memulihkan kembali ajaran Islam.
Namun pada kenyataanya, kerajaan ini dapat berkembang dengan cepat, Nama Safawi ini terus di pertahankan sampai tarekat Safawiyah menjadi gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang di sebut dengan kerajaan safawi. Kerajaan ini  mampu mempersatukan seluruh daerah Persia sebagai satu negara yang besar dan independen.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah tarekat yang berdiri di Ardabil, tarekat bernama Safawi. Kerajaan Safawi berada di puncak kejaan di saat pemerintahan Abbas I. Banyak kemajuan yang di capai Safawi antara lain di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan di dalam bidan pembanguna fisik dan seni.Akan tetapi setelah Abbas meninggal merajaan Safawi mengalami kemunduran, di sebabkan karena raja yang memerintah sangat lemah, sering terjadinya konflik intern dalam perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. Hanya dalam satu abad setelah di tinggalkan Abbas, kerajaan Safawi kehancuran.

   B.     Identifikasi Masalah Makalah
a.       Jelaskanlah proses berdirinya kerajaan Safawi.
b.      Sebutkanlah penguasa yang ada pada kerajaan Safawi.
c.       Jelaskanlah masa kejayaan kerajaan Safawi.
d.      Jelaskanlah masa kemunduran dari kerajaan Safawi.

   C.    Tujuan dari Makalah
a.       Untuk mengetahui proses berdirinya kerajaan Safawi.
b.      Untuk mengetahui dan mengenal penguasa yang ada pada kerajaan Safawi.
c.       Untuk mengetahu masa kejayaan dari kerajaan Safawi.
d.      Untuk mengetahu dan mengenal masa kemunduran dari kerajaan Safawi

 
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Berdirinya Kerajaan Safawi
Kerajaan sawafi awal muinculnya karna ada suatu gerakan yang bernama gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, yang merupakan sebuah kota di Azerbaijin. Tarekat ini di beri dengan nama Tarekat Safawiyah yang di dirikan yang waktunya hampir sama dengan berdirinya kerajaan Usmani.
Pada kerajaan turki Usmani sudah mencapai masa kejayaannya, kerajaan Safawi di persia masih baru keadaan baru berdiri atau baru terbentuk. Dalam perkembangan selanjutnya, kerajaan Safawi sering mengalami perselisihan dengan kerajaan Turki Usmani.
Nama Safawi sendiri di ambil dari nama pendirinya, yakni Safi al-Din (1252 M-1334 M). Safi al-Din berasal dari keturunan orang kaya dan memilih sufi sebagai sebagian jalan kehidupannya. Ia merupakan keturunan dari imam Syiah yang ke enam Musa al-Khazim. Gurunya bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216 M-1301 M) yang juga di kenal dengan julukan Zahid al-Gilani. Pada awal hulanya pada gerakan tasawuf Safawiyah memiliki suatu tujuan yakni untuk memerangi orang-orang yang ingkar kemudian mereka juga ingiin memerangi gologan ahli-ahli bidah. Ketika ia telah mengubah bentuk menjadi tarekat yang bermula dari pengajian tasawuf yang bersifat lokal kemudian berobah menjadi gerakan ke agamaan yang sangat berpengaruh besar di Persia, Syiria, dan  juga terhadap Anatolia.
Nama safawi itu sendiri tetap mereka pakai dan bertahan sampai tarekat ini menjadi suatu gerakan politik. Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah ini setelah ia mengantikan guru dan sekaligus mertuanya yang sudah wafat pada tahun 1301 M. Tarekat Safawiyah sangat berpegang teguh terhadap ajaran agama.
Kerajaan Safawi mengatakan, Syi’ah merupakan sebuah mazdab resmi kerajaan dalam beregama. Karena, kerajaan ini di anggap sebagai peletak yang pertama kalinya dasar terbentuknya suatu negara Iran ini.
B.     Penguasa Kerajaan Safawi

Suatu ajaran agama yang di kuasai secara fenatik akan menyebabkan timbulnya suatu keinginan terhadap penganut ajaran tersebut untuk memiliki kekuasaan. Karena demikian, lama-kelamaan pada akhirnya murid-murid tarekat tersebut berubah menkjadi suatu tentara yang teratur dan bijaksana. Fenatik dalam suatu kepercayaan akan menentang bagi setiap orang yang akan bermahzab selain Syi’ah.
Kecendrungan untuk memasuki suatu dunia kepolitikan itu akan mendapatkan suatu wujud yang kongritnya pada masa pemerintahan Juneid (1447 M-1460 M). Dinasti Safawi mulai memperluas gerakannya dengan cara menambah kegiatan ke agamaan. Perluasan kegiatan seperti ini menimbulkan suatu konflik di antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), selama komflik itu berlangsung Ia tinggal di istana Uzun Hasan yang waktu itu memegang kekuasaan pada sebagian besar Persia.
Selama dalam masa pengasingan itu, Juneid tidak tinggal diam. Juneid mendapatkan himpunan kekuatan untuk beraliansi secara berpolitik dengan Uzun Hasan. Pada tahun 1459 M ia mencoba untuk merebut ardabil tetapi mengalami kegagalan. Pada tahun 1460 M ia mencoba untuk merebut  Sircasia akan tetapi pasukan yang di pimpinya di hadang oleh pasukan tentara Sirwan. Dalam pertempuran  tersebut ia sendiri terbunuh.
Di saat pertempuran itu anak Juned Haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan. Karena itu, kepemimpinan  gerakan safawi baru bisa di serahkan ke padanya secara resmi pada sekitar tahun 1470 M. Hubungan di antara Haidar dengan Uzun Hasan semangkin erat dan utuh setelah Haidar mengawini salah satu putri Uzun Hasan. Dari hasil perkawinan ini lahirlah seorang anak laki-laki yang di beri nama Ismail yang pada akhirnya terlahir sebagai pendiri kerajaan Safawi di Persia.
Konflik terus berlangsung antara Ismail dan AK Konyulu, apalagi di saat Haidar terbunuh. Ismail dan Ali menuntut untuk balas dendam atas kematian Haidar. Akan tetapi, Yakub mampu mengatasi sepak terjang Ali, Ismail, dan ibunya yang berlangsung selama 4 tahun. Setelah berlangsung 4 tahun mereka di bebaskan oleh Rustam putra dari Mahkita AK Konyulu, dengan syarat mereka di haruskan untuk membantu melawan sepupunya. Tapi, kenyataan akhirnya, Rustam berbalik menyerang Ali dan Ismail Dan pada akhirnya Ali terbunuh.
Kepemimpinan gerakan Safawi selanjutnya berada ada di tangan Ismail, yang pada saat itu masih berusia tujuh tahun. Selama lima tahun Ismail beserta pasukannya yang saat itu bemarkas di Gilan, bersegera untuk mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, Syria, dan Anatolia. Pasukan yang di persiapkan itu di namai Qizilbash (baret Merah).
Di bawah penguasan pemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash melakukan penyerangan dan mengalahkan AK Konyulu di Shahrur, dekat Nakhchiven. Ismail mendapatkan penguasaan selama lebih kurang 23 tahun, yaitu di antara tahun 1501 M dan 1524 M. Pada bagian sepuluh tahun pertama ia telah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa kekuasaan  AK Koyunlu di daerah Hamadan (1510), menguasai provinsi kaspia di Nazandaran, gurgan, dan yazd (1504 M), Diyar Bakr, (1505 M-1507 M) Baghdad dan di daerah barat daya persia, (1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu itu, wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan di daerah bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent). Tidak hanya itu, ambisi politik juga mendorongnya untuk bagaimana caranya menguasai pada daerah lainnya, seperti Turki Usmani.
Peperangan Turki Usmani berlangsung pada tahun (1514 M) di Chaldiran, yang berdekatan dengan Tabriz. Berlangsungnya peperangan ini Ismail mengalami kekalahan telat, Bahkan Turki Usmani berada di bawah pimpinan Sultan Salim dapat manguasai Tabriz. Kekalahan pada peperangan ini membuat kebangaan serta kepercayaan diri Ismail ke Turki berubah drastis. Ismail lebih memilih untuk menyendiri, menjalani hidup dengan hura-hura, dan bahkan melakukan aktifitas berburu.
Rasa bermusuhan denagan kerajaan Usmani terus berlangsung sampai Ismail meninggal dunia. Peperangan di antara dua kerajaan besar islam ini berlangsung beberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 M-1576 M), Ismail II (1576 M-1577 M), dan pada masa pemerintahan Muhammad Khudabanda (1577 M-1587 M). Pada masa penguasaan tiga raja tersebut kerajaan safawi mengalami keadaan yang sangat lemah.
Kondisi yang selalu memprihatinkan ini baru bisa di atasi pada masa pemerintahan raja Safawi ke lima, Abbas I naik tahta. Ia mulai memerintah sejak 1588 M-1628 M). Langkah yang di tempuh Abbas ada dua langkah, yaitu sebagai berikut:
a.       Berusaha untuk menghilangkan dominasi pada pasukan Qizibash atas nama kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang terbentuk dari budak-budak, berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, Sircassia yang sudah ada sejak pada masa pemintahan raja Tahmasp I.
b.      Mengadakan suatu perjanjian untuk damai kepada kerajaan Turki Usmani. Untuk terwujudnya suatu perjanjian ini Abbas I terpaksa untuk menyerahkan wilayah Azerbaizan, Georgia, serta sebagaian dari daerah Luristan. Disamping dari itu Abbas juga berjanji untuk tidak menghina tiga khalifah Islam di antaranya Abu bakar, Umar dan Usman pada saat khutbah jum’at. Sebagai atas jaminan syarat tersebut, Abbas menyerahkan sepupunya Haidar mIRza sebagai sandera di Istanbul (Borckelmann, 1974:503).
Berikut struktur urutan penguasa kerajaan safawi:
1.      Isma’il I (1501- 1524 M)
2.      Tahmasp I (1524-1576 M)
3.      Isma’il II (1576-1577 M)
4.      Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5.      Abbas I (1587-1628 M)
6.      Safi Mirza (1628-1642 M)
7.      Abbas II (1642-167 M)
8.      Sulaiman (1667-1694 M)
9.      Husein I (1694-1722 M)
10.  Tahmasp II (1722-1732 M)
11.  Abbas III (1732-1736 M)

C.    Masa Kejayaan Kerajaan Safawi
Pada masa penguasaan Raja Abbas I merupakan suatu puncak dari kerajaan safawi.  Kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa di atasi setelah ada raja Safawi yang kelima, Abbas I naik tahta pada (1588M-1628 M). Langkah-langkah yang di tempuh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah sebagai berikut:
a.       Berusaha untuk menghilangkan dominasi pasukan baru Qizibash dan kemudian membentuk pasukan baru yang berasal dari golongan budak-budak dan tawanan perangbangsa Georgia, Armenia, Sircassia.
b.      Melakukan perjanjian untuk damai dengan Turki Usmani dengan cara menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan dari pada itu Abbas I berjanji untuk tidak menghina tiga khalifah pertama dalam islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbah jum’at. Dari itu semua Abbas I memberikan jaminan, bahwa akan memberikan sepupunya  Haidar Mirza yang di jadikan sebagai sanraan di Istambul (Borckelmann, 1974: 503).
c.       Masa kerajaan Abbas I merupakan puncak kejayaan suatu kerajaan Safawi. Ia mampu mengatasi gejolak politik di dalam negeri yang akan menganggu stabilitas negara dan juga mampu merebut kembali dari beberapa wilayah kekuasaan yang pernah oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan, dan lain sebagainya yang sebelumnya perneh lepas di rebut oleh kerajaan Usmani.
Ada beberapa kemajuan yang terjadi pada masa raja Abbas I ini, di antaranya sebagai berikut:
   a.      Bidang Politik
Raja Abbas I sudah berasil untuk mengatasi kemelut yang ada di dalam negeri yang akan menganggu stabilitas suatu negara dan juga mampu merebut kembali wiyah yang pernah di ambil oleh kerajaan Usmani.
   b.      Bidang Ekonomi
Stabilitas pada masa raja Abbas I sudah memacu kepada perkembangan perekonomian Safawi, terutama terhadap pulau Hurmuz di kuasai dan pelabuhan Gumrun di ubah menjadi suatu Bandar Abbas.
Denagan di kuasainya bandar ini maka di salah satu jalur perdagangan laut antara timur dengan barat yang bisa di perebut oleh Belanda, Ingris, dan Prancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi.
Dari sektor pedangan, kerajaan ini mengalami kemajuan terutama dalam bidang pertanian yang terdapat pada daerah Bulan Sabit Subur (Fertille Crescent)
   c.       Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam suatu sejarah islam bangsa Persia di kenal sebagai bangsa yang peradapannya sangat tinggi dan sangat berjasa mengenbangkan ilmu pengetahuan. Maka dari pada itu, tidak mengherankan apabila pada masa kerajaan ini tradisi keilmuannya terus berlanjut.
Ada beberapa ilmuan yang selalu menghadirkan dirinya di majelis Istan, dia adalah Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar Al-Din Al syaerazi, filosof, dan muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad, filsafat, ahli sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengai tentang kehidupan lebah (Brockelmann, 1974: 503-504). Dalam bidang ini, kerajaan bisa juga dikatakan berhasil dari pada dua kerajaan besar Islam lainya pada masa yang sama.
   d.      Bidang Perkembangan Fisik dan Seni
Pada semua penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan sesuatu yang namanya Isfahan, Ibu kota Kerajaan, yang kemudian di obah menjadi kota yang indah. Di dalam bidang seni, kemajuan nampak begitu kental dalam gaya arsitektur bagunan-bagunan yangan yang ada, seperti yang terlihat pada Masjid Shah yang di dibangun pada tahun 1611 M dan juga terdapat pada Masjid Syaikh Lutf Allah yang di banggun pada tahun 1603.
Kemajuan dalam bidang ke senian arsitektur di tandai dengan adanya sejumlah banguan megah yang memperindah  Isfahan sebagai ibu kota kerajaan Safawi. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang di atas zende Rud dan juga Istana Chihil Sutun.
Kota isfahan juga di perindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Unsur seni yang ada pada sisi lain terlihat pula dalam bentuk kerajianan tangan , keramik, karpet, pakean  dan tenun, tembikar dan benda-benda seni lainya.
Dengan majunya kerajaan ini, membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan Islam yang juga di segani oleh lawan-lawannya tertama dalam kebidangan politik. Walau pun sedikit kurang setaraf dengan kemajuan islam di masa kelasik, kerajaan Safawi ini juga memberikan konstribusinya dalam mengisi peradapan Islam melalui kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan peninggalan seni dan juga gedung-gedung yang mempunyai nilai sejarah.

D.    Masa Kemunduran
Kemunduran dari kerajaan Safawi di mulai sejak peninggalan Abbas I, berturut-turut di perintah oleh enam raja di antaranya sebagai berikut:
   1.      Safi Mirza (1628 M-1642 M)
   2.      Abbas II (1642 M-1667 M)
   3.      Sulaiman (1667 M-1694 M)
   4.      Husain (1694 M-1722 M)
   5.      Tahmasp II (1722 M-1732 M), dan
   6.      Abbas III (1732 M-1736 M)
Pada dari masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan tidak menunjukan grafik naik atau berkembang, justru malah sebaliknya yakni kemunduran yang pada akhirnya membawa kerajaan Safawi dalam kehancuran yang besar.
Di antara sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi di karenakan adanya suatu konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi kerajaan Usmanai,berdirinya suatu kerajaan Safawi yang mempunyai aliran Syi’ah merupakan suatu ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaan. Konfil yang terjadi di ke dua kerajaan tersebut berlangsung secara lama, meski pun pernah berhenti untuk sementara pada masa pemerintahan raja Abbas I. Namaun tidak berapa waktu lama kemudian Abbas kembali untuk menyatakan menyerang kerajaan Usamani dan sejak itu tidak adalagi mengenal perdamaian di antara dua kerajaan Islam besar itu.
Dia antara lainya terjadi konflik antara kerajaan Safawi dengan kerajaan Usmani ialah dekadensi moral yang selalu melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi. Itu turut serta dalam mempercepatnya kehancuran terhadap kerajaan Safawi di tambah lagi Raja sulaiman yang candi narkotika dan juga suka kehiduopan malam yang berlangsung selam tujuh tahun tanpa menyempatkan diri terhapat kepemeintahannya. Dan begitu ha seperti itu juga terjadi pada sultan Husein.
Penyebab pentingnya lainya karena pasukan yang di bentuk dari budak-budak dari masa kepemimpinan Abbas I ini tidak ada memiliki semangat berjuang seperti pasukan sebelumya yaitu pasukan Qizillbash. Dikarenan pasukan ini tidak ada persiapan dan pelatihan serta proses yang di lakukan pasukan Qizillbash serta juga tidak mempunyai militansi dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu saja, kehancuran kerajaan Safawi di juga di sebabkan karena sering terjadi konflik internal dan perubutan tahta di kalangan keluarga istana. Ada beberapa negara yang menganut sistem Mazhab Sriahyang termasuk kedalam penguasaan Safawiyah saat berkuasa, di antaranya sebagai berikut: 
   a.      Negara Iran
Pada masa dulu iran di sebut dengan persia, yang merupakan sejarah panjang dalam kategori peradapan manusia, dan juga di anggap sebagai salah satu 15 negara yang menjadi tempat lahirnya kebudayaan manusia. Wilayah yang terdiri atas gunung-gunung, lembah serta padang pasir tandus. Namaun wilauyah tersebut telah di huni manusia sejak 100 ribu tahun silam. Tapi sejarah persia di catat sejak mikrasinya suku bangsa Media dan Persia dari wilayah Asia tengah dan akhirnya menetap di persia (iran) pada abad ke-16 SM.
Terjadinya salaing perebutan kekuasaan, dan suku Media lebih Awal berkuasa (728-550 SM), sampai pada akhirnya bangsa persia berkuasa di bawah kepemimpinan Raja Cyrus Agung. Maka sejak dari itu Persia berubah menjadi kerajaan besar yang meliputi babilonia, Palestina, Suriah, seluruh Asia kecil dan Mesir. Kenyataan tersebut berlangsung selama dua abad lamanya, hingga pada saat 330 SM, yang hampir bersamaan munculnya kekuasaan Romawi. Pada saat itulah persia di takhlukkan oleh Alexander the Great (Alexander Agung). Wilayah ini mengalami saling perebutan kekuasaan yang salaing silih berganti, dari Dinasti Arcasida dan kekaisaran Parthia (248 SM- 224 SM), di lanjutkan dengan kekaisaran Sassanid (226-651 M), hingga sampai masuk masa Islam, yaitu pada masa Khulafa al-Rasyidin di Arab, Islam masuk Persia. Sejak tahun 640 M hingga sekarang, seluruh wilayah Persia telah di kuasai pemerintahan Islam. Hanya saja, terjadi perebutan kekuasaan antar dinasti-dinasti Islam yang di mulai sejak masa Khulafa al-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Safwi, Dinasti Qajar, Dinasti Pahlavi, hingga republik Islam Iran. Menurut dari kronologinya, Iran mulai mendapat campur tangan Eropa pada 1779, saat Dinasti Qajar berkuasa.
Memasuki Abad ke-20 atau tahun 1921. Pasca perang dunia pertama terjadi kudeta yang dilakukan oleh reza khan untuk merebut suatu kekuasaan  dari suatu pemerintah Qajar. Pada tahun 1925 reza khan menjadi penguasa dan pengantidan namanya berobah menjadi reza pahlevi. Kerjasamanya dengan Nazi, menyebabkan sekutu yang selama ini mendukungnya, memaksa untuk turun tahta. Ia di gantikan oleh putranya yang bernama Mohammad reza syah pahlevi. Pada tahun 1935 persia mengalami pergantian nama menjadi Iran. Maka mohammad reza syah phalevi bahwa persia dan iran boleh di gunakan Pemerintah Syah Iran ini bertahap hingga 1979. Disaat Ayatullah Khumaini menurunkan kekuasaanya dengan melalui perlawanan yang lama dalam sebuah revolusi yang meonumental. Maka sejak saat itulah Iran menjadi negara yang moderen yang ber non-monarki dengan nama Republik Islam Iran.
Luas wilayah iran yang hampir 1,64 k ng merupakan negara Islam yang menjadikan syiah sebagaimazhab resmi dan pendudukan dengan mayoritas bermazhab syiah, atau lebih tepatnya mazhab syiah itsna’asyariah yang terdiri dari 8% dari komunitas Islam dunia, sedangkan pengikut mazhab sunni yang berjumlah 90%.
Transformasi syiah ke Iran mencerminkan sebagai historis yang panjang dengan beberapam faktor pembentuknya, antara lain sebagai berikut:
1.      Tidak fanatisme kebangsaan, kepentingan kelompok, dan motif kesukuan terhadap masyarakat Iran.
2.      Tradisi ke ilmuan yang telah berkembang di Iran memberi mereka semangat untuk mengkaji Islam yang mengklaim memerintahkan pada ilmu pengetahuan dan membuang taktik buta.
3.      Kepribadian Imam Ali bin Abi Tahlib yang mengesankan masyarakat Iran.
4.      Hubungan penduduk Iran dengan Salman al-Farisi yang mempunyai kegunaan dan kemulian serta menjadi pengikut setia ali.

   b.      Negara Azarbaijan
Sejarah dari Azarbaijan merupakan sejarah negara ini. Azarbaijan merupakan penduduk awalnya adalah dari bangsa Albania Kaukasia, yang merupakan bangasa penutur bahasa kaukus.
Sejarah historis Azerbaijan telah dilindungi berbagai bangsa termasuk di dalamnya bangsa Persia, Yunani, Romawi, Armenia, Arab, Turki, Mongol, dan Rusia. Kerajaa yang pertama kali di dirikan adalah kerajaan Mannae yang muncul pada abad ke-9 M yang berlangsung hingga 616 SM saat menajdi bagian kekaisaran  Media yang pada akhirnya menjadi bagian dari kekaisaran persia pada tahun 549 M.
Azarbaijan merupakan bagian dari kesultanan Persia Dinasti Safvid dari abad ke-15 sampai ke-18. Kedatangan islan di Azarbaijan bermula dari datangnya orang Arab pada abad ke-7, yang secara bertahab untuk mengantikan Zoroastrianisme dan kepercayaan panag Azerbaiji.

   c.       Negara Irak
Menurut historisnya irak di kenal sebagai Mesopotamia yang di artikan sebagai di antara sungai-sungai yang tertulis dalam bahasa yunani. Irak juga di kenal sebagai lahirnya peradapan pertama di dunia yang biasanya di kenal sebagai budaya Sumeria, budaya Akkadia, Babilonia dan Ansyur dan menyebar luas di sekitar Irak pada selikat 500 SM.
Memasuki abad ke-6 SM, wilayah irak ini menjadi wilaya kekaisaran Persia di bawah pimpinan Koresy Agung yang berlangsung selama mampir 4 abad, sebelum di kalahkan oleh Alexander Agung dan tetap dalam penguasaan Yunani yang berlangsung hampir dua abad. Namun di sisi lain suku dari bangsa Iran dari asia tengah yang bernama Parthiakemudin merebut wilayah ini yang di ikuti oleh dinasti Sassanid Persia selama sembilan abad hingga masuk ke abad ke-7





BAB III
PENUTUPAN
   A.     KESIMPULAN
Dari semua pembahasan tentang asal-usul, perkembangan dan kemunduran pada kerajaan Safawi dapat kita ambil kesimpulan, bahwa kerajaan Safawi tersebut merupakan salah satunya kerajaan Islam yang terbesar, dikarenakan dalam waktu yang panjajng setelah Bani Abbas mengalami keruntuhan yang di tandai dengan jatuhnya kota Baghdad ke pada bangasa Mongol yang terjadi pada tahun 1258 M, maka sejak itu Umat Islam mengalami kemunduran.
Beberapa lama ketepurukan yang di alami umat Islam, maka umat islam berusaha untuk bangkit kembali dengan adanya kerajaan Usmani yang terletak di daerah Mongol dan daerah utara cina, kemudian diikutikerajaan Safawi dan kerajaan Mughal di india. Namun dalam pementukan kerajaan-kerajaan tersebut mengalami kemunduran, antara di sebabkan karna adanya dekadensi moral yang mengrogoti pemimpin kerajaan, pemegang tahta pewarisan kerjaan berada di tnagan orang yang lemah dalam segi bidang kepemimpinan ke pemerintahanya, adanya suatu tradisi korupsi, adanya suatu perubutan tahta sehingga menimbulkan konflik internal dan yang terakhir adanya stagnasi militer yang merupakan kunci dari keruntuhan suatu kerajaan.
Kerajaan safawi pertama kali terbentuk karna adanya subuah tarekat yang berada di Ardabil yang di beri nama tarekad Safawi. Pada kerajaan safawi memiliki suatu masa kejayaan yang terjadi pada masa pemerintahan berada di tangan Abbas I. Sejak Safawi berada di bawah pimpinan Abbas I, Safawi mengalami kemajuan dari sektor bidang yang di antaranya adalah dari sektor politik, dari sektor ekonomi, dari sektorilmu pengetahuan, dari sektor pemangunan fisik dan seni. Dari kejaan tersebut mengalami kesirnaan, dikarenakan Abbas I meninggalkan kemaharajaanya dari kerajaan Safawi maka kerajaan Safawi langsung mendapatkan masa keterpurukan atau di sebut juga masa kehancuran. Kehancuran tersebut bermula dari raja setelah Abbas I sangat lemah dari segi bidang kepemimpinannya, sering adanya konflik internal dalam perebutan tahta.

   B.     SARAN
Susunan makalah kali ini yang menerapkan tentang KERAJAAN SAFAWI merupakan makalah seri pertama dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Dan di harapkan pembaca supa untuk membaca makalah kami yang lainya yang berhubungan dengan kurikulum 2014 dan anda bisa mendapatkanya melalui e-mail: mhdyusuf96@yahoo.co.id dan anda tinggal untuk meminta konfirmasinya.
Penulisan yang berlangsung secara terus menerus dan itu dilakukan dengan kesalahan, maka hal tersebut bisa berbuat fatal bagi pembaca.
Untuk susunan makalah kali ini, suapa tidak ada mengalami kesalahan serupa pada sebelumnya kami sebagai penulis menekankan anda supaya memberikan kritik dan saranya demi kelangsungan pembelajaran yang sempurna agar mendapatkan hasil yang sempurna, supaya sesuai dengan kurikulum 2013 yang telah di terpkan oleh pemerintah pada waktu sebelumnya. Sekian dari saya sebagai penulis saya ucapkan terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

Yatim badri DR, MA, Sejarah Peradapan Islam, Divisi
Buku perguruan tinggi: PT. Raja Grafindo Persada Jakarta 1933.
Harun Nasution, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: UI press, 1986
Supriadi Dede, MAG, Sejarah Peradapan Islam, penerbit Pustaka Setia Bandung.

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. YSF_SMANSAKA.NET - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger