|
KATA
PEGANTAR
Tujuan dari suatu pendidikan tidak lain
tidak bukan untuk mencerdaskan bangsa, membentuk sumber daya manusia yang
handal dan berdaya asing, membentuk watak sosial, berbudaya, berakhlak dan
berbudi luhur, serta memiliki wawasan berpengetahuan yang luas dan bisa
menguasai teknologi. Pendidikan tersendiri merupakan sebuah media u ntuk
pembekalan pengetahuan dunia, keterampilan diri, dan penguasaan teknologi baik
pelajar maupun mahasiswa untuk berkarya secara inovativ, kreatif, dan tepat
dalam berbuat.
Untuk
menyikapi suatu pendidikan di atas, maka pada susunan makalah ilmiah biologi
tentang jaringan tumbuhan, saya sebagai penyusun dan menyajikan makalah kali
ini sesuai dengan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang ditetapkan oleh
Depatermen Pendidikan Nasional, sebagai acuan pendidikan yang disusun dan
dirancang dengan metode sistematis, inofatif dan kreatif.
Materi pembekalan makalah kali ini dilengkapi dengan gambar serta
penjelasan yang akurat dari beberapa sumber media. Dengan adanya berbagai
perlengkapan tersebut diharapkan untuk pembaca bisa memahami secara seksama
dan mendalam.
Mengigat tentang kuantitas yang ada
pada makalah tentang sel hewan dan tumbuhan kali ini bisa untuk memoerkuat
kinerja pembelajaran selanjutnya. Mudah-mudahan makalah edisi 2014 ini mampu
memberi mamfaat bagi pembaca.
Akhir kata, demi kesempurnaan
makalah ilmiah biologi tentang jaringan tumbuhan mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca supaya pada edisi berikutnya berkembang baik.
SARIAK LAWEH, SUMATRA BARAT, NOVEMBER 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peradapan
Islam mencapai puncak keemasan pada saat Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Sudah
beberapa abad lamanya Islam mengalami kejayaan, dan selesai pada saat
penyerangan Mongol terhadap Seljuk pada tahun 1300 M, kekuatan politik Islam
mengalami kemunduran secara drastis. Setelah Dinasti Abbasiyah mengalami
kehancuran, kondisi politik Islam secara keseluruhan mengalami kemajuan, Umat,
Islam bangkit kembali setelah terbentuknya tiga kerajaan besar yaitu Turki
Usmani, Kerajaan Safawi di persia, dan kerajaan Mughal di india.
Kerajaan
Usmani salah satu kerajaan besar yang pertama kalinya berdiri, dan paling lama
untuk bertahan di bandingkan dari dua kerajaan lainya. Turki usmani di anggap
sebagai di nasti yang bisa menghimpun lembalim umat Islam setelah beberapa
lama mengalami kemunduran politik.
Pada
saat kerajaan Turki Usmani sudah berada di puncak kejayaan, kerajaan Safawi di
Persia masih baru berdiri. Gerakan Safawiyah memprakasai penaklukan Iran dan
mendirikan sebuah kerajaan baru berkuasa dari 1501 M sampai 1722 M. Sang
pendiri mengawali gerakannya dengan seruan untuk memburnikan dan memulihkan
kembali ajaran Islam.
Namun
pada kenyataanya, kerajaan ini dapat berkembang dengan cepat, Nama Safawi ini
terus di pertahankan sampai tarekat Safawiyah menjadi gerakan politik dan
menjadi sebuah kerajaan yang di sebut dengan kerajaan safawi. Kerajaan
ini mampu mempersatukan seluruh daerah
Persia sebagai satu negara yang besar dan independen.
Kerajaan
Safawi berasal dari sebuah tarekat yang berdiri di Ardabil, tarekat bernama
Safawi. Kerajaan Safawi berada di puncak kejaan di saat pemerintahan Abbas I.
Banyak kemajuan yang di capai Safawi antara lain di bidang politik, ekonomi,
ilmu pengetahuan, dan di dalam bidan pembanguna fisik dan seni.Akan tetapi
setelah Abbas meninggal merajaan Safawi mengalami kemunduran, di sebabkan
karena raja yang memerintah sangat lemah, sering terjadinya konflik intern
dalam perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. Hanya dalam satu abad
setelah di tinggalkan Abbas, kerajaan Safawi kehancuran.
B. Identifikasi
Masalah Makalah
a.
Jelaskanlah
proses berdirinya kerajaan Safawi.
b.
Sebutkanlah
penguasa yang ada pada kerajaan Safawi.
c.
Jelaskanlah
masa kejayaan kerajaan Safawi.
d.
Jelaskanlah
masa kemunduran dari kerajaan Safawi.
C. Tujuan
dari Makalah
a.
Untuk
mengetahui proses berdirinya kerajaan Safawi.
b.
Untuk
mengetahui dan mengenal penguasa yang ada pada kerajaan Safawi.
c.
Untuk
mengetahu masa kejayaan dari kerajaan Safawi.
d.
Untuk
mengetahu dan mengenal masa kemunduran dari kerajaan Safawi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Berdirinya
Kerajaan Safawi
Kerajaan
sawafi awal muinculnya karna ada suatu gerakan yang bernama gerakan tarekat
yang berdiri di Ardabil, yang merupakan sebuah kota di Azerbaijin. Tarekat ini
di beri dengan nama Tarekat Safawiyah yang di dirikan yang waktunya hampir
sama dengan berdirinya kerajaan Usmani.
Pada
kerajaan turki Usmani sudah mencapai masa kejayaannya, kerajaan Safawi di
persia masih baru keadaan baru berdiri atau baru terbentuk. Dalam perkembangan
selanjutnya, kerajaan Safawi sering mengalami perselisihan dengan kerajaan
Turki Usmani.
Nama
Safawi sendiri di ambil dari nama pendirinya, yakni Safi al-Din (1252 M-1334
M). Safi al-Din berasal dari keturunan orang kaya dan memilih sufi sebagai
sebagian jalan kehidupannya. Ia merupakan keturunan dari imam Syiah yang ke
enam Musa al-Khazim. Gurunya bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216
M-1301 M) yang juga di kenal dengan julukan Zahid al-Gilani. Pada awal hulanya
pada gerakan tasawuf Safawiyah memiliki suatu tujuan yakni untuk memerangi
orang-orang yang ingkar kemudian mereka juga ingiin memerangi gologan
ahli-ahli bidah. Ketika ia telah mengubah bentuk menjadi tarekat yang bermula
dari pengajian tasawuf yang bersifat lokal kemudian berobah menjadi gerakan ke
agamaan yang sangat berpengaruh besar di Persia, Syiria, dan juga terhadap Anatolia.
Nama
safawi itu sendiri tetap mereka pakai dan bertahan sampai tarekat ini menjadi
suatu gerakan politik. Safi al-Din mendirikan tarekat Safawiyah ini setelah ia
mengantikan guru dan sekaligus mertuanya yang sudah wafat pada tahun 1301 M.
Tarekat Safawiyah sangat berpegang teguh terhadap ajaran agama.
Kerajaan
Safawi mengatakan, Syi’ah merupakan sebuah mazdab resmi kerajaan dalam
beregama. Karena, kerajaan ini di anggap sebagai peletak yang pertama kalinya
dasar terbentuknya suatu negara Iran ini.
B. Penguasa
Kerajaan Safawi
Suatu ajaran agama yang di kuasai secara fenatik
akan menyebabkan timbulnya suatu keinginan terhadap penganut ajaran tersebut
untuk memiliki kekuasaan. Karena demikian, lama-kelamaan pada akhirnya
murid-murid tarekat tersebut berubah menkjadi suatu tentara yang teratur dan
bijaksana. Fenatik dalam suatu kepercayaan akan menentang bagi setiap orang
yang akan bermahzab selain Syi’ah.
Kecendrungan untuk memasuki suatu
dunia kepolitikan itu akan mendapatkan suatu wujud yang kongritnya pada masa
pemerintahan Juneid (1447 M-1460 M). Dinasti Safawi mulai memperluas gerakannya
dengan cara menambah kegiatan ke agamaan. Perluasan kegiatan seperti ini
menimbulkan suatu konflik di antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (domba
hitam), selama komflik itu berlangsung Ia tinggal di istana Uzun Hasan yang
waktu itu memegang kekuasaan pada sebagian besar Persia.
Selama dalam masa pengasingan
itu, Juneid tidak tinggal diam. Juneid mendapatkan himpunan kekuatan untuk
beraliansi secara berpolitik dengan Uzun Hasan. Pada tahun 1459 M ia mencoba
untuk merebut ardabil tetapi mengalami kegagalan. Pada tahun 1460 M ia mencoba
untuk merebut Sircasia akan tetapi
pasukan yang di pimpinya di hadang oleh pasukan tentara Sirwan. Dalam
pertempuran tersebut ia sendiri
terbunuh.
Di saat pertempuran itu anak
Juned Haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan. Karena itu,
kepemimpinan gerakan safawi baru bisa di
serahkan ke padanya secara resmi pada sekitar tahun 1470 M. Hubungan di antara
Haidar dengan Uzun Hasan semangkin erat dan utuh setelah Haidar mengawini salah
satu putri Uzun Hasan. Dari hasil perkawinan ini lahirlah seorang anak
laki-laki yang di beri nama Ismail yang pada akhirnya terlahir sebagai pendiri
kerajaan Safawi di Persia.
Konflik terus berlangsung antara
Ismail dan AK Konyulu, apalagi di saat Haidar terbunuh. Ismail dan Ali menuntut
untuk balas dendam atas kematian Haidar. Akan tetapi, Yakub mampu mengatasi
sepak terjang Ali, Ismail, dan ibunya yang berlangsung selama 4 tahun. Setelah
berlangsung 4 tahun mereka di bebaskan oleh Rustam putra dari Mahkita AK
Konyulu, dengan syarat mereka di haruskan untuk membantu melawan sepupunya.
Tapi, kenyataan akhirnya, Rustam berbalik menyerang Ali dan Ismail Dan pada
akhirnya Ali terbunuh.
Kepemimpinan gerakan Safawi
selanjutnya berada ada di tangan Ismail, yang pada saat itu masih berusia tujuh
tahun. Selama lima tahun Ismail beserta pasukannya yang saat itu bemarkas di
Gilan, bersegera untuk mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan
para pengikutnya di Azerbaijan, Syria, dan Anatolia. Pasukan yang di persiapkan
itu di namai Qizilbash (baret Merah).
Di bawah penguasan pemimpinan
Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash melakukan penyerangan dan
mengalahkan AK Konyulu di Shahrur, dekat Nakhchiven. Ismail mendapatkan
penguasaan selama lebih kurang 23 tahun, yaitu di antara tahun 1501 M dan 1524
M. Pada bagian sepuluh tahun pertama ia telah berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa kekuasaan AK Koyunlu di daerah Hamadan (1510),
menguasai provinsi kaspia di Nazandaran, gurgan, dan yazd (1504 M), Diyar Bakr,
(1505 M-1507 M) Baghdad dan di daerah barat daya persia, (1508 M), Sirwan (1509
M), dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu itu, wilayah kekuasaannya sudah
meliputi seluruh Persia dan di daerah bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile
Crescent). Tidak hanya itu, ambisi politik juga mendorongnya untuk bagaimana
caranya menguasai pada daerah lainnya, seperti Turki Usmani.
Peperangan Turki Usmani
berlangsung pada tahun (1514 M) di Chaldiran, yang berdekatan dengan Tabriz.
Berlangsungnya peperangan ini Ismail mengalami kekalahan telat, Bahkan Turki
Usmani berada di bawah pimpinan Sultan Salim dapat manguasai Tabriz. Kekalahan
pada peperangan ini membuat kebangaan serta kepercayaan diri Ismail ke Turki
berubah drastis. Ismail lebih memilih untuk menyendiri, menjalani hidup dengan
hura-hura, dan bahkan melakukan aktifitas berburu.
Rasa bermusuhan denagan kerajaan
Usmani terus berlangsung sampai Ismail meninggal dunia. Peperangan di antara
dua kerajaan besar islam ini berlangsung beberapa kali pada zaman pemerintahan
Tahmasp I (1524 M-1576 M), Ismail II (1576 M-1577 M), dan pada masa
pemerintahan Muhammad Khudabanda (1577 M-1587 M). Pada masa penguasaan tiga
raja tersebut kerajaan safawi mengalami keadaan yang sangat lemah.
Kondisi yang selalu
memprihatinkan ini baru bisa di atasi pada masa pemerintahan raja Safawi ke
lima, Abbas I naik tahta. Ia mulai memerintah sejak 1588 M-1628 M). Langkah
yang di tempuh Abbas ada dua langkah, yaitu sebagai berikut:
a.
Berusaha
untuk menghilangkan dominasi pada pasukan Qizibash atas nama kerajaan Safawi
dengan cara membentuk pasukan baru yang terbentuk dari budak-budak, berasal
dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, Sircassia yang sudah ada sejak pada
masa pemintahan raja Tahmasp I.
b.
Mengadakan
suatu perjanjian untuk damai kepada kerajaan Turki Usmani. Untuk terwujudnya
suatu perjanjian ini Abbas I terpaksa untuk menyerahkan wilayah Azerbaizan,
Georgia, serta sebagaian dari daerah Luristan. Disamping dari itu Abbas juga
berjanji untuk tidak menghina tiga khalifah Islam di antaranya Abu bakar, Umar
dan Usman pada saat khutbah jum’at. Sebagai atas jaminan syarat tersebut, Abbas
menyerahkan sepupunya Haidar mIRza sebagai sandera di Istanbul (Borckelmann,
1974:503).
Berikut struktur urutan penguasa kerajaan safawi:
1.
Isma’il
I (1501- 1524 M)
2.
Tahmasp
I (1524-1576 M)
3.
Isma’il
II (1576-1577 M)
4.
Muhammad
Khudabanda (1577-1587 M)
5.
Abbas
I (1587-1628 M)
6.
Safi
Mirza (1628-1642 M)
7.
Abbas
II (1642-167 M)
8.
Sulaiman
(1667-1694 M)
9.
Husein
I (1694-1722 M)
10.
Tahmasp
II (1722-1732 M)
11.
Abbas
III (1732-1736 M)
C. Masa
Kejayaan Kerajaan Safawi
Pada masa penguasaan Raja Abbas I
merupakan suatu puncak dari kerajaan safawi.
Kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa di atasi setelah ada
raja Safawi yang kelima, Abbas I naik tahta pada (1588M-1628 M).
Langkah-langkah yang di tempuh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi
adalah sebagai berikut:
a.
Berusaha
untuk menghilangkan dominasi pasukan baru Qizibash dan kemudian membentuk
pasukan baru yang berasal dari golongan budak-budak dan tawanan perangbangsa
Georgia, Armenia, Sircassia.
b.
Melakukan
perjanjian untuk damai dengan Turki Usmani dengan cara menyerahkan wilayah
Azerbaijan, Georgia, dan dari pada itu Abbas I berjanji untuk tidak menghina
tiga khalifah pertama dalam islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbah
jum’at. Dari itu semua Abbas I memberikan jaminan, bahwa akan memberikan
sepupunya Haidar Mirza yang di jadikan
sebagai sanraan di Istambul (Borckelmann, 1974: 503).
c.
Masa
kerajaan Abbas I merupakan puncak kejayaan suatu kerajaan Safawi. Ia mampu
mengatasi gejolak politik di dalam negeri yang akan menganggu stabilitas negara
dan juga mampu merebut kembali dari beberapa wilayah kekuasaan yang pernah oleh
kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan, dan lain sebagainya yang sebelumnya
perneh lepas di rebut oleh kerajaan Usmani.
Ada
beberapa kemajuan yang terjadi pada masa raja Abbas I ini, di antaranya sebagai
berikut:
a. Bidang
Politik
Raja
Abbas I sudah berasil untuk mengatasi kemelut yang ada di dalam negeri yang
akan menganggu stabilitas suatu negara dan juga mampu merebut kembali wiyah
yang pernah di ambil oleh kerajaan Usmani.
b. Bidang
Ekonomi
Stabilitas
pada masa raja Abbas I sudah memacu kepada perkembangan perekonomian Safawi,
terutama terhadap pulau Hurmuz di kuasai dan pelabuhan Gumrun di ubah menjadi
suatu Bandar Abbas.
Denagan
di kuasainya bandar ini maka di salah satu jalur perdagangan laut antara timur
dengan barat yang bisa di perebut oleh Belanda, Ingris, dan Prancis sepenuhnya
menjadi milik kerajaan Safawi.
Dari sektor pedangan,
kerajaan ini mengalami kemajuan terutama dalam bidang pertanian yang terdapat
pada daerah Bulan Sabit Subur (Fertille Crescent)
c. Bidang
Ilmu Pengetahuan
Dalam
suatu sejarah islam bangsa Persia di kenal sebagai bangsa yang peradapannya
sangat tinggi dan sangat berjasa mengenbangkan ilmu pengetahuan. Maka dari pada
itu, tidak mengherankan apabila pada masa kerajaan ini tradisi keilmuannya
terus berlanjut.
Ada
beberapa ilmuan yang selalu menghadirkan dirinya di majelis Istan, dia adalah
Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar Al-Din Al syaerazi,
filosof, dan muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad, filsafat, ahli sejarah, teolog,
dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengai tentang kehidupan lebah
(Brockelmann, 1974: 503-504). Dalam bidang ini, kerajaan bisa juga dikatakan
berhasil dari pada dua kerajaan besar Islam lainya pada masa yang sama.
d. Bidang
Perkembangan Fisik dan Seni
Pada
semua penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan sesuatu yang namanya
Isfahan, Ibu kota Kerajaan, yang kemudian di obah menjadi kota yang indah. Di
dalam bidang seni, kemajuan nampak begitu kental dalam gaya arsitektur
bagunan-bagunan yangan yang ada, seperti yang terlihat pada Masjid Shah yang di
dibangun pada tahun 1611 M dan juga terdapat pada Masjid Syaikh Lutf Allah yang
di banggun pada tahun 1603.
Kemajuan
dalam bidang ke senian arsitektur di tandai dengan adanya sejumlah banguan
megah yang memperindah Isfahan sebagai
ibu kota kerajaan Safawi. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang
memanjang di atas zende Rud dan juga Istana Chihil Sutun.
Kota
isfahan juga di perindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I
wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan
273 pemandian umum. Unsur seni yang ada pada sisi lain terlihat pula dalam
bentuk kerajianan tangan , keramik, karpet, pakean dan tenun, tembikar dan benda-benda seni
lainya.
Dengan
majunya kerajaan ini, membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga
kerajaan Islam yang juga di segani oleh lawan-lawannya tertama dalam kebidangan
politik. Walau pun sedikit kurang setaraf dengan kemajuan islam di masa
kelasik, kerajaan Safawi ini juga memberikan konstribusinya dalam mengisi
peradapan Islam melalui kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan
peninggalan seni dan juga gedung-gedung yang mempunyai nilai sejarah.
D. Masa
Kemunduran
Kemunduran dari kerajaan Safawi
di mulai sejak peninggalan Abbas I, berturut-turut di perintah oleh enam raja
di antaranya sebagai berikut:
1.
Safi
Mirza (1628 M-1642 M)
2.
Abbas
II (1642 M-1667 M)
3.
Sulaiman
(1667 M-1694 M)
4.
Husain
(1694 M-1722 M)
5.
Tahmasp
II (1722 M-1732 M), dan
6.
Abbas
III (1732 M-1736 M)
Pada
dari masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan tidak menunjukan grafik naik atau
berkembang, justru malah sebaliknya yakni kemunduran yang pada akhirnya membawa
kerajaan Safawi dalam kehancuran yang besar.
Di
antara sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi di karenakan adanya
suatu konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi kerajaan
Usmanai,berdirinya suatu kerajaan Safawi yang mempunyai aliran Syi’ah merupakan
suatu ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaan. Konfil yang terjadi di ke
dua kerajaan tersebut berlangsung secara lama, meski pun pernah berhenti untuk
sementara pada masa pemerintahan raja Abbas I. Namaun tidak berapa waktu lama
kemudian Abbas kembali untuk menyatakan menyerang kerajaan Usamani dan sejak
itu tidak adalagi mengenal perdamaian di antara dua kerajaan Islam besar itu.
Dia
antara lainya terjadi konflik antara kerajaan Safawi dengan kerajaan Usmani
ialah dekadensi moral yang selalu melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Safawi. Itu turut serta dalam mempercepatnya kehancuran terhadap kerajaan
Safawi di tambah lagi Raja sulaiman yang candi narkotika dan juga suka
kehiduopan malam yang berlangsung selam tujuh tahun tanpa menyempatkan diri
terhapat kepemeintahannya. Dan begitu ha seperti itu juga terjadi pada sultan
Husein.
Penyebab
pentingnya lainya karena pasukan yang di bentuk dari budak-budak dari masa
kepemimpinan Abbas I ini tidak ada memiliki semangat berjuang seperti pasukan
sebelumya yaitu pasukan Qizillbash. Dikarenan pasukan ini tidak ada persiapan
dan pelatihan serta proses yang di lakukan pasukan Qizillbash serta juga tidak
mempunyai militansi dan lain sebagainya.
Tidak
hanya itu saja, kehancuran kerajaan Safawi di juga di sebabkan karena sering
terjadi konflik internal dan perubutan tahta di kalangan keluarga istana. Ada
beberapa negara yang menganut sistem Mazhab Sriahyang termasuk kedalam
penguasaan Safawiyah saat berkuasa, di antaranya sebagai berikut:
a. Negara
Iran
Pada
masa dulu iran di sebut dengan persia, yang merupakan sejarah panjang dalam
kategori peradapan manusia, dan juga di anggap sebagai salah satu 15 negara
yang menjadi tempat lahirnya kebudayaan manusia. Wilayah yang terdiri atas
gunung-gunung, lembah serta padang pasir tandus. Namaun wilauyah tersebut telah
di huni manusia sejak 100 ribu tahun silam. Tapi sejarah persia di catat sejak
mikrasinya suku bangsa Media dan Persia dari wilayah Asia tengah dan akhirnya
menetap di persia (iran) pada abad ke-16 SM.
Terjadinya
salaing perebutan kekuasaan, dan suku Media lebih Awal berkuasa (728-550 SM),
sampai pada akhirnya bangsa persia berkuasa di bawah kepemimpinan Raja Cyrus
Agung. Maka sejak dari itu Persia berubah menjadi kerajaan besar yang meliputi
babilonia, Palestina, Suriah, seluruh Asia kecil dan Mesir. Kenyataan tersebut
berlangsung selama dua abad lamanya, hingga pada saat 330 SM, yang hampir
bersamaan munculnya kekuasaan Romawi. Pada saat itulah persia di takhlukkan
oleh Alexander the Great (Alexander Agung). Wilayah ini mengalami saling
perebutan kekuasaan yang salaing silih berganti, dari Dinasti Arcasida dan
kekaisaran Parthia (248 SM- 224 SM), di lanjutkan dengan kekaisaran Sassanid
(226-651 M), hingga sampai masuk masa Islam, yaitu pada masa Khulafa
al-Rasyidin di Arab, Islam masuk Persia. Sejak tahun 640 M hingga sekarang,
seluruh wilayah Persia telah di kuasai pemerintahan Islam. Hanya saja, terjadi
perebutan kekuasaan antar dinasti-dinasti Islam yang di mulai sejak masa
Khulafa al-Rasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Safwi, Dinasti
Qajar, Dinasti Pahlavi, hingga republik Islam Iran. Menurut dari kronologinya,
Iran mulai mendapat campur tangan Eropa pada 1779, saat Dinasti Qajar berkuasa.
Memasuki
Abad ke-20 atau tahun 1921. Pasca perang dunia pertama terjadi kudeta yang dilakukan
oleh reza khan untuk merebut suatu kekuasaan
dari suatu pemerintah Qajar. Pada tahun 1925 reza khan menjadi penguasa
dan pengantidan namanya berobah menjadi reza pahlevi. Kerjasamanya dengan Nazi,
menyebabkan sekutu yang selama ini mendukungnya, memaksa untuk turun tahta. Ia
di gantikan oleh putranya yang bernama Mohammad reza syah pahlevi. Pada tahun
1935 persia mengalami pergantian nama menjadi Iran. Maka mohammad reza syah
phalevi bahwa persia dan iran boleh di gunakan Pemerintah Syah Iran ini bertahap
hingga 1979. Disaat Ayatullah Khumaini menurunkan kekuasaanya dengan melalui
perlawanan yang lama dalam sebuah revolusi yang meonumental. Maka sejak saat
itulah Iran menjadi negara yang moderen yang ber non-monarki dengan nama
Republik Islam Iran.
Luas
wilayah iran yang hampir 1,64 k
ng
merupakan negara Islam yang menjadikan syiah sebagaimazhab resmi dan pendudukan
dengan mayoritas bermazhab syiah, atau lebih tepatnya mazhab syiah
itsna’asyariah yang terdiri dari 8% dari komunitas Islam dunia, sedangkan
pengikut mazhab sunni yang berjumlah 90%.
Transformasi
syiah ke Iran mencerminkan sebagai historis yang panjang dengan beberapam
faktor pembentuknya, antara lain sebagai berikut:
1.
Tidak
fanatisme kebangsaan, kepentingan kelompok, dan motif kesukuan terhadap
masyarakat Iran.
2.
Tradisi
ke ilmuan yang telah berkembang di Iran memberi mereka semangat untuk mengkaji
Islam yang mengklaim memerintahkan pada ilmu pengetahuan dan membuang taktik
buta.
3.
Kepribadian
Imam Ali bin Abi Tahlib yang mengesankan masyarakat Iran.
4.
Hubungan
penduduk Iran dengan Salman al-Farisi yang mempunyai kegunaan dan kemulian
serta menjadi pengikut setia ali.
b. Negara
Azarbaijan
Sejarah
dari Azarbaijan merupakan sejarah negara ini. Azarbaijan merupakan penduduk
awalnya adalah dari bangsa Albania Kaukasia, yang merupakan bangasa penutur
bahasa kaukus.
Sejarah
historis Azerbaijan telah dilindungi berbagai bangsa termasuk di dalamnya
bangsa Persia, Yunani, Romawi, Armenia, Arab, Turki, Mongol, dan Rusia. Kerajaa
yang pertama kali di dirikan adalah kerajaan Mannae yang muncul pada abad ke-9
M yang berlangsung hingga 616 SM saat menajdi bagian kekaisaran Media yang pada akhirnya menjadi bagian dari
kekaisaran persia pada tahun 549 M.
Azarbaijan
merupakan bagian dari kesultanan Persia Dinasti Safvid dari abad ke-15 sampai
ke-18. Kedatangan islan di Azarbaijan bermula dari datangnya orang Arab pada
abad ke-7, yang secara bertahab untuk mengantikan Zoroastrianisme dan
kepercayaan panag Azerbaiji.
c. Negara
Irak
Menurut
historisnya irak di kenal sebagai Mesopotamia yang di artikan sebagai di antara
sungai-sungai yang tertulis dalam bahasa yunani. Irak juga di kenal sebagai
lahirnya peradapan pertama di dunia yang biasanya di kenal sebagai budaya
Sumeria, budaya Akkadia, Babilonia dan Ansyur dan menyebar luas di sekitar Irak
pada selikat 500 SM.
Memasuki
abad ke-6 SM, wilayah irak ini menjadi wilaya kekaisaran Persia di bawah
pimpinan Koresy Agung yang berlangsung selama mampir 4 abad, sebelum di
kalahkan oleh Alexander Agung dan tetap dalam penguasaan Yunani yang
berlangsung hampir dua abad. Namun di sisi lain suku dari bangsa Iran dari asia
tengah yang bernama Parthiakemudin merebut wilayah ini yang di ikuti oleh
dinasti Sassanid Persia selama sembilan abad hingga masuk ke abad ke-7
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dari
semua pembahasan tentang asal-usul, perkembangan dan kemunduran pada kerajaan
Safawi dapat kita ambil kesimpulan, bahwa kerajaan Safawi tersebut merupakan
salah satunya kerajaan Islam yang terbesar, dikarenakan dalam waktu yang
panjajng setelah Bani Abbas mengalami keruntuhan yang di tandai dengan jatuhnya
kota Baghdad ke pada bangasa Mongol yang terjadi pada tahun 1258 M, maka sejak
itu Umat Islam mengalami kemunduran.
Beberapa
lama ketepurukan yang di alami umat Islam, maka umat islam berusaha untuk
bangkit kembali dengan adanya kerajaan Usmani yang terletak di daerah Mongol
dan daerah utara cina, kemudian diikutikerajaan Safawi dan kerajaan Mughal di
india. Namun dalam pementukan kerajaan-kerajaan tersebut mengalami kemunduran,
antara di sebabkan karna adanya dekadensi moral yang mengrogoti pemimpin
kerajaan, pemegang tahta pewarisan kerjaan berada di tnagan orang yang lemah
dalam segi bidang kepemimpinan ke pemerintahanya, adanya suatu tradisi korupsi,
adanya suatu perubutan tahta sehingga menimbulkan konflik internal dan yang
terakhir adanya stagnasi militer yang merupakan kunci dari keruntuhan suatu
kerajaan.
Kerajaan
safawi pertama kali terbentuk karna adanya subuah tarekat yang berada di Ardabil
yang di beri nama tarekad Safawi. Pada kerajaan safawi memiliki suatu masa
kejayaan yang terjadi pada masa pemerintahan berada di tangan Abbas I. Sejak
Safawi berada di bawah pimpinan Abbas I, Safawi mengalami kemajuan dari sektor
bidang yang di antaranya adalah dari sektor politik, dari sektor ekonomi, dari
sektorilmu pengetahuan, dari sektor pemangunan fisik dan seni. Dari kejaan
tersebut mengalami kesirnaan, dikarenakan Abbas I meninggalkan kemaharajaanya
dari kerajaan Safawi maka kerajaan Safawi langsung mendapatkan masa
keterpurukan atau di sebut juga masa kehancuran. Kehancuran tersebut bermula
dari raja setelah Abbas I sangat lemah dari segi bidang kepemimpinannya, sering
adanya konflik internal dalam perebutan tahta.
B. SARAN
Susunan
makalah kali ini yang menerapkan tentang KERAJAAN SAFAWI merupakan makalah seri
pertama dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Dan di harapkan pembaca supa
untuk membaca makalah kami yang lainya yang berhubungan dengan kurikulum 2014
dan anda bisa mendapatkanya melalui e-mail: mhdyusuf96@yahoo.co.id dan anda tinggal untuk
meminta konfirmasinya.
Penulisan
yang berlangsung secara terus menerus dan itu dilakukan dengan kesalahan, maka
hal tersebut bisa berbuat fatal bagi pembaca.
Untuk
susunan makalah kali ini, suapa tidak ada mengalami kesalahan serupa pada
sebelumnya kami sebagai penulis menekankan anda supaya memberikan kritik dan
saranya demi kelangsungan pembelajaran yang sempurna agar mendapatkan hasil
yang sempurna, supaya sesuai dengan kurikulum 2013 yang telah di terpkan oleh
pemerintah pada waktu sebelumnya. Sekian dari saya sebagai penulis saya ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim badri DR, MA, Sejarah
Peradapan Islam, Divisi
Buku perguruan tinggi: PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta 1933.
Harun Nasution, Sejarah Kebudayaan
Islam, Jakarta: UI press, 1986
Supriadi Dede, MAG, Sejarah
Peradapan Islam, penerbit Pustaka Setia Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar